Tahukah Anda, Begini Modifikasi Genetik Ginjal Babi agar Bisa Dicangkok ke Manusia
RIAU24.COM - Pasien pertama di dunia yang menerima transplantasi ginjal babi telah keluar rumah sakit dan kembali ke rumah. Richard Slayman (62) keluar dari RS Umum Massachusetts (MGH) dua minggu setelah operasi perjalan.
Pasien dari Weymouth Massachusetts itu sebelumnya berjuang melawan penyakit ginjal stadium akhir. Akibat kondisi yang dialaminya, ia menerima transplantasi ginjal babi dalam sebuah operasi selama empat jam pada 16 Maret 2024.
Ginjal yang ditransplantasikan ke tubuh Slayman berfungsi dengan baik, memproduksi urine, membuang limbah dari darah, dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
"Momen ini (meninggalkan rumah sakit) adalah momen yang saya harap akan terjadi selama bertahun-tahun. Sekarang akhirnya menjadi kenyataan," ucap Slayman dikutip dari AOL, Kamis (11/4/2024).
Slayman mengungkapkan rasa terima kasihnya pada seluruh tenaga medis yang terlibat. Ia menuturkan prosedur yang ia lakukan begitu luar biasa.
"Hari ini menandai awal yang baru bukan hanya bagi saya tapi bagi mereka," kata Slayman.
Metode Transplantasi Ginjal Babi
Prosedur transplantasi ginjal babi dilakukan dengan melakukan modifikasi genetik agar cocok untuk tubuh manusia. Ginjal yang diproduksi oleh perusahaan bioteknologi eGenesis ini dibiakkan dengan 69 modifikasi genetik.
Tim peneliti menghilangkan gen babi yang berbahaya untuk tubuh manusia dan menambahkan gen manusia tertentu untuk meningkatkan kompatibilitasnya dengan manusia.
Transplantasi organ babi sebenarnya bukan yang pertama kali dilakukan. Dua pasien transplantasi sebelumnya meninggal dunia beberapa minggu setelah menerima jantung dari babi. Sistem kekebalan pasien telah menolak organ tubuh.
Saat ini banyak perusahaan bioteknologi yang 'berlomba-lomba' untuk mengembangkan babi hasil kloning yang DNA-nya telah dimodifikasi secara genetik agar tidak ditolak oleh tubuh manusia, menyebarkan virus, atau menimbulkan komplikasi lainnya.
"Kami berterima kasih atas kontribusi berani pasien dan kemajuan ilmu transplantasi. Ini mewakili batas baru dalam dunia kedokteran dan menunjukkan potensi rekayasa genom untuk mengubah kehidupan jutaan pasien," kata Mike Curtis, CEO eGenesis dikutip dari NPR. ***