Krisis kemanusiaan Gaza: 12 Orang Tenggelam Saat Mencoba Mengambil Bantuan AS dari Udara ke Pantai
RIAU24.COM - Tragedi terjadi di lepas pantai Gaza pada hari Selasa, ketika 12 orang tenggelam ketika mencoba untuk mencapai bantuan yang dijatuhkan oleh pesawat di pantai.
Otoritas kesehatan Palestina melaporkan insiden itu, menyoroti situasi putus asa yang dihadapi oleh banyak orang di tengah kekhawatiran kelaparan, yang telah meningkat hampir enam bulan dalam kampanye militer Israel.
Rekaman video menunjukkan keputusasaan warga Gaza
Sesuai Reuters, rekaman video yang diperolehnya menjadi saksi adegan kacau ketika orang banyak bergegas menuju peti dengan parasut mengambang ke pantai Beit Lahia di Gaza utara.
Rekaman, yang karena sifatnya yang sensitif belum ditambahkan ke laporan ini, menunjukkan orang-orang berdiri di air yang dalam dan tubuh ditarik ke pasir.
Ia juga mengungkapkan bahwa bantuan itu ditandai dengan tulisan Arab di atas bendera Amerika, menunjukkan asal-usulnya.
"Mengapa mereka melakukan ini kepada kami?" tanya seorang warga Gaza
Menurut Reuters, tragisnya, seorang pria kehilangan nyawanya ketika mencoba mendapatkan makanan untuk anak-anaknya.
Dalam video tersebut, seorang pria lain terlihat mencoba menghidupkannya kembali ketika sebuah suara di latar belakang mengatakan, "Sudah berakhir".
"Dia berenang untuk mendapatkan makanan bagi anak-anaknya dan dia menjadi martir," ungkap seorang pria yang berdiri di pantai.
"Mereka harus mengirimkan bantuan melalui penyeberangan (darat). Mengapa mereka melakukan ini pada kita?" tambahnya.
Sementara itu, di Washington, Pentagon mengungkapkan bahwa tiga dari 18 bundel bantuan yang dijatuhkan ke Gaza pada hari Senin mengalami kerusakan parasut dan jatuh ke air.
Namun, mereka gagal mengonfirmasi apakah ada yang tewas dalam upaya untuk mencapai bantuan.
Penerjunan udara, yang dimaksudkan untuk meringankan situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza, adalah yang terbaru dalam serangkaian insiden yang melibatkan kematian selama pengiriman bantuan di daerah kantong padat penduduk.
Insiden itu telah memicu pertanyaan tentang efektivitas dan keamanan metode pengiriman bantuan, dengan badan-badan bantuan menyerukan peningkatan pasokan untuk memasuki Gaza melalui penyeberangan darat.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres telah mendesak Israel untuk memberikan komitmen ketat untuk akses bantuan tak terbatas ke Gaza, menggambarkan situasi saat ini sebagai kemarahan moral.
Namun, Israel menyatakan bahwa mereka tidak memberlakukan batasan pada bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza dan menyalahkan inefisiensi dalam distribusi pada badan-badan PBB.
(***)