Dalam 24 Jam, Israel Bunuh 3 Petinggi Polisi Gaza
RIAU24.COM - Pasukan pendudukan Israel membunuh tiga petugas polisi di Jalur Gaza dalam waktu sekitar 24 jam, sebagai bagian dari upaya mereka untuk menimbulkan kekacauan serta menggagalkan pengaturan untuk mendapatkan bantuan.
Media lokal Palestina melaporkan kalau Tentara Israel (IDF) menyerang sebuah mobil di kamp Nuseirat di Jalur Gaza, Selasa (19/3) tengah malam.
Target serangan IDF tersebut adalah Direktur Polisi Nuseirat, Mahmoud Al-Bayoumi yang tewas bersama rekan-rekannya dan dua anaknya.
Al-Bayoumi adalah pemimpin polisi ketiga Palestina yang dibunuh oleh Israel dalam 24 jam terakhir, setelah Israel membunuh direktur operasi polisi di Jalur Gaza, Fayeq al-Mabhouh, dan direktur investigasi di Gaza utara, Raed al-Banna.
Brigadir Jenderal Fayed Al-Mabhouh, Direktur Operasi Polisi Palestina di Jalur Gaza bertugas untuk berkoordinasi dengan suku-suku Palestina dan UNRWA untuk membawa dan mengamankan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza Utara.
“Hari ini, tentara pendudukan (Israel) melakukan kejahatan baru ketika tentaranya membunuh Brigadir Jenderal Fayed Al-Mabhouh yang bertanggung jawab atas proses koordinasi dengan suku-suku dan UNRWA untuk membawa dan mengamankan bantuan kemanusiaan ke wilayah Jalur Gaza utara,” bunyi pernyataan kantor media itu, Senin (18/3) malam.
“Jenderal Al-Mabhouh melakukan pekerjaan sipil yang murni bersifat kemanusiaan, dan dia seharusnya dilindungi dan tidak dirugikan berdasarkan hukum internasional,” lanjutnya.
Mereka menilai Israel sengaja melakukan kejahatan, pembantaian, membunuh warga sipil, dan menargetkan orang-orang yang bertanggung jawab atas pekerjaan kemanusiaan.
Menurutnya, Israel sengaja melakukannya untuk memusnahkan pihak yang membantu menyalurkan bantuan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Kantor tersebut juga mengingatkan tentang tindakan Israel yang menembaki pengungsi yang mengantre untuk mendapatkan bantuan di Jalur Gaza utara.
“Pembunuhan Fayed Al-Mabhouh yang membuktikan tekad pendudukan untuk memicu kekacauan, kelaparan, dan menghalangi warga sipil mendapatkan bantuan dan nutrisi,” bunyi kesimpulan pernyataan itu.
"Pendudukan telah melakukan hal yang sama, menargetkan lusinan dari mereka selama beberapa hari terakhir di Kegubernuran Rafah, Kamp Nuseirat, Kegubernuran Gaza dan kegubernuran lainnya," lanjutnya.
Menurut gerakan Perlawanan Jihad Islam (PIJ), tentara Israel menyerbu Kompleks Medis Al-Shifa tempat Fayed Al-Mabhouh tinggal dan membunuhnya di dalam kompleks tersebut.
Pembunuhan Fayed Al-Mabhouh dilakukan dua hari setelah keberhasilan upaya membawa 15 truk bantuan ke Jalur Gaza utara.