Uni Eropa dan Filipina Hidupkan Kembali Negosiasi Perdagangan Bebas Setelah Absen 7 Tahun
RIAU24.COM - Setelah absen tujuh tahun, Uni Eropa (UE) dan Filipina telah mengumumkan kebangkitan negosiasi perdagangan bebas mereka, menandakan upaya baru untuk meningkatkan hubungan ekonomi antara kedua wilayah.
Menurut Bloomberg, pengumuman itu, yang dibuat oleh Departemen Perdagangan dan Industri Manila, datang ketika kedua belah pihak menyatakan optimisme tentang prospek memperdalam hubungan perdagangan mereka.
Dimulainya kembali pembicaraan menandai perkembangan yang signifikan setelah jeda dalam negosiasi pada tahun 2017, bertepatan dengan kekhawatiran yang diajukan oleh Uni Eropa mengenai masalah hak asasi manusia selama masa kepresidenan Rodrigo Duterte.
Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa dan Komisaris Perdagangan, Valdis Dombrovskis, menekankan momen yang tepat untuk memajukan hubungan perdagangan.
"Kondisinya tepat untuk membawa hubungan perdagangan kita ke tingkat berikutnya," Bloomberg mengutipnya.
Dombrovskis lebih lanjut menyoroti pentingnya mengatasi masalah lama terkait dengan hak asasi manusia dan hak buruh, menunjukkan pendekatan multifaset untuk mendorong perjanjian perdagangan yang komprehensif.
Terlepas dari jeda sebelumnya, kedua belah pihak tampaknya berkomitmen untuk mengeksplorasi jalan bagi kerja sama timbal balik dan pertumbuhan ekonomi.
Pembicaraan perdagangan, yang dimulai pada 2015 sebelum dihentikan pada 2017, siap untuk menyalakan kembali momentum dalam perdagangan bilateral antara UE dan Filipina.
Pada tahun 2023, Uni Eropa muncul sebagai mitra dagang terbesar kelima Filipina, dengan total perdagangan senilai $16,16 miliar, menurut data dari departemen perdagangan Manila.
Kesepakatan perdagangan yang akan datang bertujuan untuk memfasilitasi akses pasar bersama, membina lingkungan yang kondusif untuk diversifikasi rantai pasokan dan memperluas peluang bagi para profesional dan penyedia layanan di kedua wilayah.
Dengan tujuan mencapai Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) yang ambisius, seimbang, dan komprehensif, Menteri Perdagangan Filipina Alfredo Pascual menyatakan optimisme tentang prospek integrasi ekonomi yang lebih erat dengan UE.
Perjanjian perdagangan bebas yang dibayangkan memiliki potensi untuk membuka jalan baru bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan bagi UE dan Filipina.
Ketika negosiasi dilanjutkan, para pemangku kepentingan mengantisipasi diskusi yang bermanfaat yang bertujuan untuk mengatasi hambatan perdagangan dan meningkatkan kerja sama di berbagai sektor.
Kebangkitan pembicaraan merupakan indikasi komitmen bersama untuk memanfaatkan manfaat perdagangan bebas sambil menangani isu-isu terkait seperti hak asasi manusia dan standar perburuhan.
(***)