Didesak Warga Sipil, Biden Peringkatkan Netanyahu soal Serangan Darat ke Rafah Disaat Israel Kekeh Ingin Lenyapkan Hamas di Gaza
Israle tetap kukuh dengan wacana mendalangi serangan mematikan pada 7 Oktober tahun lalu.
Situasi itu menggarisbawahi kesulitan AS dalam mempengaruhi sekutu utamanya.
Kedua pemimpin terakhir kali berbicara pada 15 Februari lalu, dengan Biden menunjukkan ketidaksabaran yang semakin besar terhadap Netanyahu, di tengah kekhawatiran bahwa penolakan dalam negeri terhadap perang di Jalur Gaza bisa merusak peluangnya kembali menjabat di Gedung Putih.
"Presiden menjelaskan mengapa dia sangat prihatin dengan prospek Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Rafah," ucap Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, kepada wartawan setempat pada Senin (18/3) waktu setempat.
"Operasi darat besar-besaran di sana merupakan sebuah kesalahan -- hal ini akan menyebabkan lebih banyak kematian warga sipil yang tidak bersalah, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan, memperdalam anarki di Gaza, dan semakin mengisolasi Israel secara internasional," sebutnya merujuk pada peringatan yang disampaikan Biden kepada Netanyahu dalam percakapan telepon tersebut.
(***)