Kelompok Houthi Yaman Klaim Telah Berhasil Menguji Rudal Hipersonik
RIAU24.COM - Houthi di Yaman mengklaim telah berhasil menguji rudal hipersonik, kelompok itu mengatakan kepada media Rusia pada hari Kamis (14 Maret) di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Asia Barat dan serangan yang sedang berlangsung terhadap pengiriman di Laut Merah dan perairan sekitarnya.
Mengutip sebuah sumber, Sputnik melaporkan, "Pasukan rudal dari gerakan tersebut telah berhasil menguji rudal yang dapat mencapai kecepatan hingga Mach 8 [6.200 mil per jam] dan didukung oleh bahan bakar padat."
"Yaman berencana untuk mulai memproduksinya untuk digunakan dalam serangan di Laut Merah dan Arab dan Teluk Aden, serta terhadap sasaran di Israel," tambahnya.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa kelompok pemberontak yang didukung Iran berencana untuk mulai memproduksi rudal untuk digunakan terhadap sasaran di Laut Merah, Laut Arab dan Teluk Aden, serta Israel.
Laporan tersebut tidak memberikan bukti untuk klaim tersebut.
Senjata hipersonik terbang dengan kecepatan lebih tinggi dari Mach 5 dan yang diklaim telah diuji oleh Houthi adalah Mach 8 yang delapan kali kecepatan suara.
Rudal semacam itu dapat menimbulkan tantangan penting bagi sistem pertahanan rudal karena kecepatan dan kemampuan manuvernya.
Ini terjadi di tengah laporan bahwa Iran dan Amerika Serikat mengadakan pembicaraan tidak langsung di Oman, yang pertama dalam beberapa bulan di tengah ketegangan mereka atas program nuklir Teheran yang berkembang pesat dan serangan oleh proksinya.
Houthi Tembakkan Rudal di Teluk Aden
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan militan Houthi yang didukung Iran menembakkan satu rudal balistik anti-kapal dari Yaman ke Teluk Aden, tetapi itu tidak menyebabkan kerusakan pada kapal apa pun.
"Rudal itu tidak berdampak pada kapal apa pun dan tidak ada cedera atau kerusakan yang dilaporkan," tambah CENTCOM dalam sebuah pernyataan Kamis pagi.
Komando Pusat Amerika Serikat kemudian berhasil melibatkan dan menghancurkan empat sistem udara tak berawak (UAV) dan satu rudal permukaan-ke-udara di daerah-daerah Yaman yang dikuasai Houthi, katanya, menambahkan, “ditentukan bahwa senjata-senjata ini menghadirkan ancaman yang akan segera terjadi terhadap kapal dagang dan kapal Angkatan Laut AS di wilayah tersebut."
(***)