Mengenal Tentang Albuminuria atau Ginjal Bocor: Gejala, Penyebab, Obat, dan Penanganannya
RIAU24.COM - Albuminuria adalah gangguan ginjal karena tingginya jumlah albumin pada urine. Kondisi ini menandai adanya kerusakan atau kebocoran pada ginjal.
Protein albumin adalah jenis zat yang paling umum beredar dalam darah. Albumin berfungsi mengontrol tekanan darah sekaligus mengangkut hormon. Ketika albumin banyak ditemukan dalam urine, artinya ada filter ginjal yang rusak.
Orang yang berisiko tinggi terkena albuminuria adalah perempuan hamil berusia 40 tahun ke atas, laki-laki atau perempuan di atas 65 tahun, dan pengidap obesitas.
Perbedaan Albuminuria dan Proteinuria
Albuminaria dan proteinuria kerap dianggap kondisi beda, meski tak jarang yang menganggapnya serupa. Situs Mayo Clinic menjelaskan keduanya sebagai kondisi berbeda.
Albuminuria: kondisi kelebihan protein albumin dalam darah yang ditemukan di urine.
Proteinuria: kondisi kelebihan beberapa jenis protein dalam darah yang ditemukan di urine.
Situs National Kidney menjelaskan albuminuria dan proteinuria sebagai kondisi serupa. Keduanya adalah kondisi kelebihan albumin, yang merupakan jenis protein, dalam urine. Padahal, albumin ditemukan sangat sedikit atau tidak sama sekali.
Albuminuria dan proteinuria adalah gejala di berbagai tipe penyakit ginjal, serta faktor risiko signifikan adanya komplikasi. Ditemukannya albumin menandai adanya penyakit ginjal, meski nilai estimated glomerular filtration rate (eGFR) lebih dari 60.
Gejala Albuminuria (Ginjal Bocor)
Pasien dengan albuminuria awalnya tidak merasakan gejala spesifik. Sehingga, perlu adanya pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan kondisi ginjal.
Namun daftar gejala ini memungkinkan detikers dapat lebih waspada dengan albuminuria. Berikut kondisi yang menandai albuminuria:
- Urine berbusa.
- Pembengkakan di area mata (khususnya pada pagi hari).
- Intensitas buang air kecil menjadi lebih sering dari biasanya (overactive bladder).
- Pembengkakan di area kaki, perut, pergelangan kaki, atau wajah.
- Sesak napas.
- Kram otot pada malam hari.
- Merasa cepat lelah
- Rasa mual dan muntah.
- Nafsu makan menghilang.
Pemeriksaan yang biasa digunakan untuk mendeteksi ginjal bocor adalah tekanan darah dan fungsi ginjal seperti tes kadar albumin, kreatinin, ter darah dan urine, hingga USG ginjal serta CT scan jika diperlukan.
Penyebab Albuminuria
Albuminuria dibagi menjadi mikroalbuminuria dan makroalbuminuria, untuk menganalisis dampak kerusakan ginjal bersifat sementara atau kronis. Adapun penyebab albuminaria adalah
- Dehidrasi (kekurangan asupan air putih).
- Latihan olahraga yang terlalu tinggi.
- Demam dan infeksi
- Eksaserbasi gagal jantung (flare-up).
- Diabetes (kadar gula darah tinggi).
- Hipertensi (tekanan darah tinggi).
- Penyakit gagal jantung.
- Penyakit glomerulus (nefropati IgA, nefritis lupus, glomerulosclerosis segmental fokal/ FSGS, dan glomerulonefritis).
- Penyakit autoimun.
- Kanker sel plasma (multiple myeloma).
- Preeklampsia (komplikasi tekanan darah tinggi ibu hamil).
- Hemolisis intravaskular (penghancuran sel darah merah dan pelepasan hemoglobin dalam aliran darah.)
- Stress mental.
- Pemakaian obat aspirin.
- Terkena paparan dingin.
Diagnosa tinggi rendahnya risiko albuminuria bergantung pada jumlah albumin dalam urine.
Berikut kategorinya
- Jumlah 300 mg atau lebih= berisiko tinggi
- Jumlah 30-299 mg= aman
- Jumlah 30 mg atau kurang= normal.
Pengobatan Albuminuria
Tahap utama pengobatan albuminuria adalah menurunkan risiko komplikasi dengan:
- Menurunkan dan memastikan tekanan darah dan gula darah di kadar normal dengan obat antidiabetes dan penurun tekanan darah.
- Membiasakan gaya hidup sehat.
- Mengurangi tekanan pada glomerulus dengan pemberian antibiotik lewat infus.
Obat-obat lain yang tentunya diberikan dengan resep dokter terdiri dari:
- Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitors atau angiotensin-receptor blockers (ARBs).
- Sodium-glucose contransporter-2 (SGLT2) inhibitors.
- Non-steroidal mineralocorticoid receptor antagonist (nsMRAs).
Para pasien albuminuria juga diperketat dalam jumlah konsumsi makan dan minum yang mengandung protein, sodium, kalium, fosfor, potassium, dan kalsium.
Penanganan untuk Pasien Albuminuria
Karena gejala ini sulit dideteksi, maka terdapat perubahan gaya hidup yang perlu dilakukan untuk meminimalisir risiko kronis dari ginjal bocor. Hal-hal yang dapat dilakukan yaitu.
- Menjalani pola makan sehat rendah garam, lemak, dan kolesterol.
- Memperbanyak konsumsi buah dan sayur.
- Melakukan olahraga sesuai kebutuhan (tidak terlalu berlebihan).
- Berhenti untuk merokok.
- Menjaga berat badan agar tetap ideal dan stabil.
Albuminuria secara umum dapat dicegah dengan penerapan gaya hidup sehat. Jika ditemukan gejala, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan dan penegakan diagnosis secepatnya. ***