3 Tewas Diantaranya 2 Warga Filipina dalam Serangan Rudal Houthi di Teluk Aden
RIAU24.COM - Dua dari tiga orang yang tewas dalam serangan rudal terhadap kapal curah di Teluk Aden telah diidentifikasi sebagai warga negara Filipina, Departemen Pekerja Migran negara itu mengkonfirmasi pada hari Kamis (7 Maret).
Sebuah rudal dari Yaman pada hari Rabu menghantam sebuah kapal curah di Teluk Aden yang menewaskan tiga orang dan melukai empat lainnya.
Insiden Rabu menandai pertama kalinya ketika korban jiwa akibat serangan Houthi di Laut Merah atau Teluk Aden merenggut nyawa.
Serangan itu, dampak dari perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung di Gaza, menambah dimensi mematikan pada gangguan pada rute maritim vital yang menghubungkan Asia Barat dengan Eropa.
Kapal yang diserang diidentifikasi sebagai True Confidence berbendera Barbados. Itu dihantam di Teluk Aden sekitar pukul 11:30 (GMT), menurut militer AS. Kapal itu ditinggalkan dan hanyut dengan api di atas kapal setelah pemogokan.
"Serangan sembrono oleh Houthi ini telah mengganggu perdagangan global dan merenggut nyawa pelaut internasional," Komando Pusat AS (CENTCOM), yang mengawasi operasi di Asia Barat.
Dalam sebuah pernyataan, Houthi mengatakan bahwa kru True Confidence telah mengabaikan peringatan dari pasukan angkatan laut Houthi.
Kapal itu dilaporkan memiliki 20 awak, yang terdiri dari satu warga negara India, empat Vietnam dan 15 warga negara Filipina.
Menurut BBC, tiga penjaga bersenjata - dua dari Sri Lanka dan satu dari Nepal - juga berada di kapal.
Serangan itu dilaporkan terjadi sekitar 50 mil laut (93km) barat daya kota Aden, Yaman, menurut pernyataan resmi oleh pemilik dan manajer kapal.
Setelah serangan itu, dua serangan udara pimpinan AS dilaporkan menargetkan bandara internasional di kota pelabuhan Hudaydah di Laut Merah yang dikuasai Houthi.
Kapal-kapal angkatan laut dari koalisi maritim internasional pimpinan AS mendukung kapal dan awaknya.
Houthi mengklaim True Confidence adalah kapal Amerika. Tetapi muncul tidak ada hubungan saat ini dengan entitas AS mana pun.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan, "Houthi terus meluncurkan serangan sembrono ini tanpa memperhatikan kesejahteraan warga sipil tak berdosa yang transit melalui Laut Merah dan sekarang mereka sayangnya dan tragis membunuh warga sipil tak berdosa."
(***)