Misteri MH370: Perusahaan yang Berbasis di AS Klaim Mengetahui Tempat Peristirahatan Terakhir Penerbangan
RIAU24.COM - Sebuah perusahaan Amerika telah mengklaim bahwa mereka memiliki bukti ilmiah tentang tempat peristirahatan terakhir pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang, Independent melaporkan.
Penerbangan MH370 menghilang secara misterius dari layar radar pada 8 Maret 2014, saat terbang di atas Laut China Selatan, menjadi salah satu insiden penerbangan paling mematikan di Malaysia.
Pesawat, yang menuju dari Kuala Lumpur ke Beijing, membawa 227 penumpang dan 12 anggota awak dan semua penumpang diduga tewas.
Beberapa potongan puing terdampar di sebuah pulau di Samudra Hindia, tetapi selain itu, pihak berwenang tidak menemukan jejak bangkai kapal.
Kerabat penumpang bahkan menyerukan pencarian baru 10 tahun setelah insiden tragis itu ketika mereka berbicara tentang kesedihan dan perjuangan untuk menemukan penutupan.
Dalam perkembangan terakhir, sebuah perusahaan yang berbasis di Texas, Ocean Infinity, mengumumkan proposal untuk pencarian baru di Samudra Hindia selatan di mana pesawat itu diyakini telah jatuh.
Perusahaan telah mengajukan proposal kepada pemerintah Malaysia, mengusulkan pendekatan tidak ada obat, tanpa biaya untuk pencarian lebih lanjut.
Laporan menyebutkan bahwa klien harus membayar untuk layanan jika perusahaan mendapatkan hasil yang positif.
Khususnya, pada Januari 2017, pencarian resmi untuk jet yang hilang ditangguhkan dan pencarian pribadi enam bulan yang dilakukan setahun kemudian juga tidak menghasilkan apa-apa.
Seperti dikutip oleh situs berita, Oliver Plunkett, chief executive officer (CEO) perusahaan, mengatakan, "Kami sekarang merasa dalam posisi untuk dapat kembali ke pencarian MH370, dan telah mengajukan proposal kepada pemerintah Malaysia."
"Menemukan MH370 dan membawa beberapa resolusi untuk semua yang terkait dengan hilangnya pesawat telah menjadi konstan dalam pikiran kami sejak kami meninggalkan Samudra Hindia selatan pada 2018," tambahnya.
"Sejak itu, kami fokus untuk mendorong transformasi operasi di laut; berinovasi dengan teknologi dan robotika untuk lebih memajukan kemampuan pencarian laut kita," kata Plunkett lebih lanjut.
Dia mengatakan bahwa dia sangat, sangat yakin bahwa pemerintah Malaysia dan kabinet akan menyetujui proposal tersebut.
Plunkett menyatakan bahwa perusahaan sedang mengevaluasi data dengan tujuan mempersempit area pencarian.
"Ini tidak diragukan lagi yang paling sulit, dan karenanya yang paling penting, pencarian di luar sana," katanya.
"Kami telah bekerja dengan banyak ahli, beberapa di luar Ocean Infinity, untuk terus menganalisis data dengan harapan mempersempit area pencarian menjadi satu di mana kesuksesan menjadi berpotensi dicapai. Kami berharap untuk segera kembali ke pencarian," katanya.
(***)