Hari Obesitas Sedunia, Dokter Ini Sebut 1 dari 5 Orang Indonesia Potensi Terkena
RIAU24.COM -Hari Obesitas Sedunia diperingati tanggal 4 Maret setiap tahunnya.
Namun hal ini tidak berdampak, nyatanya obesitas saat ini menjadi masalah kesehatan yang kian mengkhawatirkan di Indonesia.
Dokter spesialis gizi klinik dari Universitas Padjadjaran, Gaga Irawan Nugraha mengatakan 1 dari 5 orang Indonesia terkena obesitas.
"Saat ini kalau pakai skala, misal ada orang ngumpul lima orang, nah satu orang ini mengalami obesitas," kata Gaga dalam acara menyambut Hari Obesitas Sedunia 2024 yang digelar Novo Nordisk di Jakarta, Jumat (1/3).
Jika melihat data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi obesitas di kalangan orang dewasa memang terus mengalami peningkatan.
Pada 2007 lalu, tingkat obesitas dewasa di Indonesia hanya 10,5 persen saja. Angka tersebut melonjak naik hingga 21,8 persen pada 2018.
"Dan per 2023 ini juga pasti mengalami peningkatan, datanya memang belum dirilis dari Riskesdas," katanya.
Lebih lanjut, Gaga juga menyebut masalah obesitas ini tidak hanya dialami orang Indonesia.
Obesitas kini telah menjadi masalah global dan dialami jutaan orang di dunia. Bahkan, pada 2035 mendatang diperkirakan ada 1,9 miliar orang mengalami obesitas.
"Maka dari itu, sangatlah penting untuk tidak meremehkan kompleksitas ilmiah dari penyakit ini. Pemahaman akan keseimbangan energi merupakan hal yang penting untuk menentukan langkah-langkah yang efektif untuk mengatasi obesitas," katanya.
Sementara itu, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI, Esti Widiastuti mengatakan 1 dari 3 orang Indonesia mengalami obesitas pada 2018. Itu berarti ada sekitar 68 juta orang mengalami obesitas.
"Kalau dihitung persentase itu sekitar 35,4 persen orang dewasa di Indonesia pada 2018 mengalami obesitas," katanya.
Obesitas kata Esti adalah masalah kesehatan yang harus segera ditangani. Namun, tantangan untuk menangani masalah obesitas ini ternyata cukup kompleks dan luas.
Bukan hanya soal kesadaran masyarakat yang masih kurang, tapi faktor lingkungan dan teknologi juga sangat mempengaruhi meningkatnya masalah obesitas di Indonesia dari tahun ke tahun.
"Teknologi ini berkaitan dengan semakin mudahnya akses terhadap makanan tidak sehat. Misalnya pesan makanan cepat saji atau minuman manis saja tinggal pakai handphone tunggu di rumah, sudah datang. Ini semua semakin menyulitkan penanganan obesitas," katanya.
Sejarah Hari Obesitas Sedunia
World Obesity Day pertama kali diperingati pada tahun 2015. Peringatan ini diinisiasi oleh World Obesity Federation (WOF) sebagai tanggapan terhadap meningkatnya prevalensi obesitas secara global.
Dilaksanakan setiap 4 Maret, acara ini telah menjadi platform penting untuk memperkuat kesadaran akan dampak obesitas.
Ini sekaligus berfungsi untuk mendesak pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat umum untuk bertindak.
Sejak pertama kali dirayakan, World Obesity Day telah menjadi panggung bagi berbagai inisiatif dan kampanye yang bertujuan untuk mengubah pandangan dan perilaku terkait obesitas.
Melansir laman resmi World Obesity Day, tema Hari Obesitas Sedunia 2024 adalah Let's talk about obesity and... ("Mari Bicara tentang Obesitas dan...)
Tema ini ditekankan untuk mendorong masyarakat memulai percakapan yang membahas obesitas dari perspektif lintas sektoral.
Fokus utamanya adalah untuk melihat kesehatan, generasi muda, dan dunia secara keseluruhan untuk menemukan cara bersama-sama memerangi obesitas.
Hal ini karena hanya melalui komunikasi, diskusi, dan penyiaran informasi kita dapat membantu meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Harapannya, ini akan memobilisasi upaya kebijakan, menghilangkan mitos, dan mengubah kata-kata menjadi tindakan nyata untuk mencegah serta memerangi obesitas.
(***)