Pertempuran Senjata Berkecamuk di Haiti Saat Pemimpin Geng Mendorong Penggulingan PM
RIAU24.COM - Pertempuran senjata pecah di ibukota Haiti Port-au-Prince hari Kamis, sementara seorang pemimpin geng terkemuka mengatakan serangan terkoordinasi oleh beberapa kelompok bersenjata sedang berlangsung untuk menggulingkan Perdana Menteri Ariel Henry.
Tembakan terdengar di seluruh kota ketika pihak berwenang memerangi penyerang yang telah menargetkan kantor polisi, akademi polisi dan Bandara Internasional Toussaint-Louverture.
"Hari ini, kami mengumumkan bahwa semua kelompok bersenjata akan bertindak untuk membuat Perdana Menteri Ariel Henry mundur," kata pemimpin geng Jimmy Cherisier, yang dikenal dengan julukan Barbecue, dalam sebuah video yang diposting di media sosial sebelum serangan dimulai.
"Kami akan menggunakan semua strategi untuk mencapai tujuan ini," katanya.
"Kami mengklaim bertanggung jawab atas semua yang terjadi di jalanan saat ini," tambahnya lagi.
Geng-geng bersenjata telah mengambil alih seluruh petak negara itu dalam beberapa tahun terakhir, melepaskan kekerasan brutal yang telah membuat ekonomi Haiti dan sistem kesehatan masyarakat compang-camping.
Pada saat yang sama, negara Karibia itu juga dilanda kerusuhan sipil dan politik yang meluas, dengan ribuan orang turun ke jalan dalam beberapa pekan terakhir untuk menuntut Henry mundur setelah dia menolak melakukannya sesuai jadwal.
Di bawah kesepakatan politik yang disimpulkan setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada tahun 2021, Haiti seharusnya mengadakan pemilihan dan Henry menyerahkan kekuasaan kepada pejabat yang baru terpilih pada 7 Februari tahun ini, tetapi itu belum terjadi.
Serangan itu terjadi ketika Henry saat ini berada di Kenya, yang bergerak untuk memimpin misi multinasional yang diberi lampu hijau oleh Dewan Keamanan PBB untuk membantu polisi Haiti merebut kembali kendali negara itu.
Setidaknya satu petugas polisi terluka dalam pertempuran Kamis, seorang pejabat dari serikat polisi mengatakan kepada AFP.
Sekolah, universitas, dan bisnis menghentikan kegiatan mereka.
“Pada satu titik, mahasiswa di Universitas Negeri Haiti sempat disandera sebelum dibebaskan,” kata seorang dekan kepada AFP.
“Setidaknya satu siswa ditembak dan terluka dalam pertempuran itu,” tambahnya.
Beberapa maskapai membatalkan penerbangan domestik dan internasional setelah pesawat dan terminal bandara diserang.
(***)