Bakal Bahas Agresi Israel di Gaza Palestina, Rusia Undang Fraksi Hamas, Fatah dan PIJ ke Moskow
RIAU24.COM -Salah satu anggota biro politik gerakan Perlawanan Islam (Hamas(, Muhammad Nazzal menyebutkan akan ada pertemuan resmi dengan gerakan Fatah dan Faksi Palestina lainnya di ibu kota Rusia, Moskow.
Pertemuan ini tidak ada komunikasi resmi dengan Otoritas Palestina (PA) tentang rencana setelah agresi Israel di Gaza berakhir.
"Tidak ada komunikasi resmi dengan otoritas Palestina memngenai rencana sehari setelah perang berakhir," ucpanya.
Hamas juga mengomentari penyataan Perdanan Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai benteng perlawanan terkahir berada di Rafah.
Menurutnya, perlawanan Hamas terjadi di berbgaai wilayah di Jalur Gaza dan tidak tefokus di Rafah saja.
"Apa yang dikabarkan bahwa benteng terakhir hamas berada di kora Rafah, selatan Jalur Gaza, sadalah taruhan yang kalah, dan perlawanan terjadi di seluruh Jalur Gaza," ujarnya, melansir Arabi21.
Nazzal menujukkan bahwa anggota Hamas melakukan pertarungan negosiasi politik yang sengit dan tiddak kalah dengan pertarungan yang mereka dilapangan.
"Kami melanjutkan proses negosiasi dan tujuan kami adalah mencapai kepentingan rakyat Palestina," lanjutnya.
Anggota Biro politik Hamas lainnya juga ikuy menyatakan prioritasnya saat ini adalah mebghentikan agresi dan memberikan bantuan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza, terkhusus Utara.
"Penjajah menawarkan gencatan senjata sementar untuk pertukaran tahanan, setelah itu mereka akan menyelesaikan operasi militernya di Rafah," ucapnya.
Rusia Mengundang Faksi Palestina
Pada pertengahan Februari 2024, Rusia mengundang para pemimpin Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Fatah dan faksi Palestina lainnya untuk menghadiri "Pembicaraan Moscow" pada 29 Februari 2024.
Rusia bersedia menjadi tempat faksi-faksi Palestina untuk merundingkan situasi di Jalur Gaza.
“Pembicaraan antara Palestina, mulai tanggal 29 Februari di Moskow, khususnya dengan gerakan Jihad Islam dan Hamas, yang dianggap oleh Israel dan Barat sebagai organisasi teroris,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov.
Mikhail Bogdanov, yang juga menjabat sebagai utusan khusus Kremlin untuk Timur Tengah, menjelaskan diskusi akan diperpanjang hingga 1 atau 2 Maret mendatang.
“Kami telah mengundang seluruh perwakilan Palestina, dan seluruh kekuatan politik yang memiliki perwakilan di berbagai negara, termasuk Suriah dan Lebanon,” tambahnya.
“Moskow telah berupaya, dalam beberapa tahun terakhir, untuk menjaga hubungan baik dengan semua aktor dalam konflik Israel-Palestina, namun hubungan dengan Israel menjadi tegang karena perang yang dilancarkan di Gaza dan deklarasi Israel yang menolak untuk mendirikan negara Palestina,” lapor AFP.
Pertemuan akan berlangsung dengan dukungan Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia dan akan diadakan secara tertutup.
(***)