Israel Menyerang 2 Pipa Utama Iran, Sebabkan Gangguan Pasokan Gas
RIAU24.COM - Israel dikatakan telah melakukan serangan terhadap dua pipa gas utama di Iran dan mengganggu pasokan gas pada 14 Februari, menurut sebuah laporan yang diterbitkan di The New York Times.
Laporan itu, yang mengutip para pejabat Barat serta ahli strategi militer yang berafiliasi dengan Korps Pengawal Revolusi Iran, mengklaim bahwa serangan itu menyebabkan gangguan dalam aliran gas memasak dan panas ke provinsi-provinsi tempat jutaan orang tinggal.
Berbicara kepada media Iran mengenai serangan itu, Menteri Perminyakan negara itu Javad Owji mengatakan, "Rencana musuh adalah untuk benar-benar mengganggu aliran gas di musim dingin ke beberapa kota dan provinsi utama di negara kita."
Namun, menteri itu tidak menyalahkan Israel secara terbuka, meskipun ia menyebut ledakan itu sabotase dan serangan teroris pada kesempatan sebelumnya.
Meskipun serangan seperti itu jarang terjadi di Iran, para teroris di negara itu telah mengklaim pada tahun 2017 bahwa dua pipa diledakkan oleh mereka dalam serangan terkoordinasi yang dilakukan di provinsi Khuzestan barat Iran.
Lima orang, yang dituduh memiliki hubungan dengan dinas intelijen Mossad Israel, dieksekusi oleh Iran pada bulan Desember sebagai bagian dari perang bayangan selama beberapa dekade di mana Teheran menuduh Israel melakukan serangan terhadap upaya nuklir dan misilnya.
Sesuai laporan, Israel telah menargetkan situs militer dan nuklir Iran untuk waktu yang lama dan juga telah melakukan pembunuhan terhadap ilmuwan dan komandan nuklir Iran.
Serangan cyber juga telah dilancarkan oleh Israel untuk menonaktifkan server milik kementerian perminyakan dan menciptakan kekacauan di pompa bensin nasional.
Iran telah menyatakan bahwa mereka tidak ingin terlibat dalam perang langsung dengan Amerika Serikat dan juga membantah keterlibatan langsungnya dalam serangan teroris 7 Oktober terhadap Israel atau serangan yang dilakukan terhadap sasaran Amerika dan Israel sejak perang dimulai.
Namun, Iran menghadapi tuduhan mendukung jaringan milisi proksi yang telah berjuang secara aktif melawan Israel dan Amerika Serikat, termasuk Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan teroris di Irak dan Suriah.
Iran juga menghadapi tuduhan menyediakan senjata dan melatih Hamas dan pejuang Palestina lainnya.
(***)