Menu

Hamas Peringatkan Sandera di Gaza Berjuang untuk Bertahan Hidup

Amastya 17 Feb 2024, 16:50
Perang Israel-Hamas: Sebuah kolom kendaraan lapis baja tentara Israel melaju di Israel selatan dekat perbatasan Gaza /AP
Perang Israel-Hamas: Sebuah kolom kendaraan lapis baja tentara Israel melaju di Israel selatan dekat perbatasan Gaza /AP

RIAU24.COM - Kelompok militan Palestina Hamas pada hari Jumat (16 Februari) mengatakan para sandera yang ditahan di wilayah Gaza berjuang untuk tetap hidup ketika wilayah yang terkepung itu terhuyung-huyung di bawah pemboman Israel yang intens.

"Para tahanan musuh yang terluka dan sakit sedang mengalami kondisi yang sangat sulit dan berjuang untuk tetap hidup," kata Abu Obeida, juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.

"Ini tidak mengherankan karena segala sesuatu yang diderita rakyat kita, baik itu kelaparan, kehausan dan kurangnya bantuan medis, juga yang diderita tahanan musuh," tambahnya.

Upaya sedang dilakukan untuk mencapai gencatan senjata

Ketika perang Israel-Hamas berlarut-larut, upaya sedang dilakukan untuk mencapai gencatan senjata oleh mediator dari AS, Qatar dan Mesir.

Ketentuan kesepakatan gencatan senjata akan sama dengan yang sebelumnya: Israel akan membebaskan tahanan dengan imbalan sandera yang ditahan oleh Hamas.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Kamis (15 Februari) bahwa dia yakin kesepakatan masih mungkin tetapi belum ada pengumuman publik tentang terobosan apa pun.

Hamas hanya mempertahankan Israel dan kampanye militernya bertanggung jawab atas situasi menyedihkan di Jalur Gaza.

"Waktu berjalan cepat," tambah Abu Obeida.

Apa status sandera di Gaza?

Sekitar 250 sandera dibawa ke Jalur Gaza selama serangan 7 Oktober oleh militan Hamas di Israel.

Dari 250 sandera itu, sekitar 130 masih ditahan di sana, menurut pejabat Israel.

30 dari mereka diyakini tewas, sementara lebih dari 100 telah dibebaskan selama gencatan senjata satu minggu yang berakhir pada 1 Desember.

Tiga sandera secara keliru dibunuh oleh tentara Israel pada bulan Desember, sementara beberapa telah diselamatkan dalam operasi militer.

Beberapa sandera di antara mereka yang masih ditawan di Gaza menderita berbagai penyakit dan upaya telah dilakukan untuk memasok obat-obatan kepada mereka.

(***)