Ukraina Klaim Telah Menghancurkan Kapal Perang Rusia Lainnya di Laut Hitam
RIAU24.COM - Ukraina pada hari Rabu (14 Februari) mengklaim telah menghancurkan kapal perang Rusia lainnya di Laut Hitam ketika perang meningkat antara kedua negara, mendekati ulang tahun kedua, menurut sebuah laporan oleh kantor berita AFP.
Operasi itu telah dilakukan di sebuah kapal pendarat Rusia bernama 'Tsezar Kunikov', dengan militer Ukraina mengklaim bahwa pasukannya bersama dengan unit intelijen militer berkolaborasi untuk 'menghancurkan' kapal perang tersebut.
"Itu di perairan teritorial Ukraina dekat Alupka pada saat serangan," kata militer Ukraina di aplikasi perpesanan Telegram.
Pihak Ukraina menggunakan drone ‘MAGURA’ untuk melakukan serangan itu, membuat kapal rusak tidak dapat diperbaiki, menurut laporan CNN.
Khususnya, drone ‘MAGURA’ hanya memiliki panjang beberapa meter dan didukung oleh jet ski tetapi mereka memiliki jangkauan sekitar 800 kilometer, sehingga memungkinkan militer Ukraina untuk meluncurkannya di luar garis pantainya untuk menargetkan aset Rusia.
Serangan sebelumnya
Klaim Ukraina tentang menghancurkan kapal perang Rusia datang setelah Moskow pada akhir Desember tahun lalu mengakui bahwa salah satu kapal perangnya telah mengalami kerusakan selama serangan udara oleh Kyiv di pelabuhan Laut Hitam.
Serangan itu terjadi di Feodosiya, yang terletak di Krimea yang diduduki Rusia, pada dini hari tanggal 26 Desember.
Kementerian Pertahanan di Rusia mengkonfirmasi bahwa pesawat Ukraina yang dilengkapi dengan peluru kendali menargetkan Novocherkassk, sebuah kapal perang pendaratan.
"Sayangnya, satu orang tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan musuh terhadap Feodosia," kata gubernur Krimea yang dilantik Rusia, Sergei Aksionov, di Telegram.
Perubahan strategi dari Kyiv?
Serangan baru terhadap kapal perang Rusia terjadi beberapa hari setelah Presiden Volodymyr Zelensky memecat komandan tertinggi Ukraina, Jenderal Valerii Zaluzhnyi, dalam perombakan militer terbesar sejak dimulainya perang.
"Untuk memenangkan perang, kita semua harus mendorong ke arah yang sama, kita tidak boleh berkecil hati, kita harus memiliki energi yang benar dan positif, negativitas harus ditinggalkan di rumah. Kita tidak bisa mengambil sikap memberi," kata Zelensky saat itu.
Langkah itu diperlukan karena Ukraina telah berjuang untuk merebut kembali wilayah dari Rusia, meskipun meluncurkan serangan balasan yang banyak dipublikasikan pada Juni tahun lalu, setelah menyimpan senjata Barat.
Kegagalan untuk membuat terobosan telah menambah frustrasi Zelensky yang percaya bahwa rejig adalah cara terbaik untuk memberi energi kembali pada pasukan.
Moskow belum mengomentari serangan hari Rabu tetapi para ahli percaya pembalasan cepat mungkin sedang dilakukan.
(***)