Arab Saudi Mulai Was-was, Proyek Kebanggaannya Terancam Serangan Houthi
RIAU24.COM - Memanasnya perairan Laut Merah terus membawa efek domino baru. Kali ini, kondisi perairan itu telah mengganggu Arab Saudi.
Dalam beberapa waktu terakhir, milisi Houthi dari Yaman melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah yang terkait dengan Israel dan negara-negara yang dianggap mendukungnya.
Serangan ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap milisi Palestina, Hamas, dan warga Gaza yang berperang melawan Israel.
Serangan di Laut Merah dinilai dapat meningkatkan risiko bagi Arab Saudi yang telah memberikan miliaran dolar AS untuk mengembangkan pusat komersial dan pariwisata di Jeddah, yang terletak pada pantai timur laut.
Laporan VOA News, dikutip Senin (12/2), menyebut pihak berwenang Arab Saudi khawatir jika serangan rudal dan pesawat tak berawak Houthi yang terjadi selama berminggu-minggu tidak dapat diatasi. Hal ini disebut akan membuat investor dan pengunjung ragu untuk ke Arab Saudi.
Proyek Pusat Jeddah atau Jeddah Central Project yang diprakarsai oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) pada tahun 2021 menjadi salah satu proyek yang dikhawatirkan terdampak. Proyek itu sendiri bertujuan untuk mengubah Jeddah menjadi tujuan wisata kelas dunia dan meningkatkan kekuatan ekonomi.
Pembangunan proyek itu menelan anggaran senilai US$ 19,9 miliar atau sekitar Rp 308,4 triliun (kurs Rp 15.500) dan mencakup lahan seluas 5,7 juta meter persegi di jantung kota Jeddah. Jeddah Central Projects mengintegrasikan fasilitas modern sekaligus melestarikan kekayaan warisan kota.
Di dalamnya menampilkan empat landmark terkemuka Arab Saudi, seperti gedung opera, museum, stadion olahraga, dan oseanarium. Proyek ini digadang-gadang dapat mewujudkan interpretasi kontemporer esensi Hijazi Jeddah.
Proyek itu juga mencakup marina, resor pantai, beragam pilihan tempat makan, dan kawasan perumahan modern.
Dengan penyelesaian yang ditetapkan pada tahun 2030, destinasi tersebut berencana untuk menawarkan 8.000 kamar di 50 hotel dan 1.000 properti residensial. Disebut juga proyek itu dapat menciptakan sekitar 70.000 lapangan kerja langsung dan tidak langsung.
Proyek ini diproyeksikan memberikan kontribusi sebesar US$ 5,3 miliar atau sekitar Rp 82,15 triliun per tahun terhadap perekonomian Saudi mulai tahun 2030 dan seterusnya.
Yang juga terancam serangan Houthi adalah Pelabuhan Islam Jeddah yang berkembang pesat di Arab Saudi, yang menangani sejumlah besar kapal dan pengangkutan logistik.
Masalah yang ditimbulkan oleh kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran bukanlah hal baru bagi Arab Saudi. Negara itu telah menghadapi serangan rudal dan drone sejak mempelopori intervensi militer sembilan negara pada tahun 2015 untuk mencoba membalikkan pengambilalihan ibu kota Yaman, Sanaa oleh Houthi
Pada tahun 2021, kelompok ini mencoba merusak fasilitas penting Saudi Aramco di Ras Tanura, yang penting untuk mengekspor minyak bumi.