Ahli Ungkap Soal Isra Miraj dari Sudut Pandang Ilmu Fisika
Guru Besar Teori Fisika Institut Tekonologi Surabaya (ITS) Agus Purwanto, melansir situs Muhammadiyah, mengatakan peristiwa Isra Mi'raj tidak bisa dijelaskan dari sisi Teori Relativitas Khusus Einstein.
"Cahaya ini diketahui oleh ilmuwan dan diidentifikasi bahwa kecepatan cahaya itu 300.000 km per detik. Sehingga jika cahaya ini melingkar mengelilingi Bumi, maka satu detik ini bisa mengelilingi Bumi sekitar 6 sampai 7 kali," tuturnya.
Dua postulat utama teori ini adalah bahwa, pertama, kecepatan cahaya di ruang hampa bergerak ke semua arah sama besarnya untuk semua pengamat, tidak bergantung kepada gerakan sumber cahaya atau pengamat itu.
Kedua, semua Hukum Fisika bisa dinyatakan dengan bentuk persamaan yang bentuknya sama pada semua kerangka acuan inersia atau kelembaman (kondisi objek menolak perubahan terhadap kondisi geraknya).
Agus menjelaskan, jika memakai Teori Relativitas Khusus, Rasulullah Muhammad SAW belum keluar dari sistem Tata Surya.
"Kita asumsikan kejadian mulai ba'da (selepas) salat Isya atau jam 20.00 sampai jam 4.00 pagi menjelang Subuh. Jadi membutuhkan waktu 8 jam. Karena perjalanannya bolak-balik, maka antara pulang pergi memerlukan waktu yang sama 4 jam," katanya.