RIAU24.COM - Kanker paru adalah salah satu jenis kanker yang banyak diidap oleh masyarakat Indonesia. Spesialis paru dan konsultan onkologi, Prof Dr dr Noni Novisari Soeroso, mengatakan kanker paru di Indonesia menjadi penyebab kematian pertama dari semua jenis kanker. Penyakit ini juga menjadi kasus terbanyak ketiga dari semua jenis kanker di Indonesia.

"Setiap orang mempunyai risiko untuk terkena kanker paru, sehingga harus ada awareness atau kewaspadaan," imbuhnya saat konferensi pers, Senin (5/2/2024).

Gejala kanker paru umumnya tak dirasakan pengidap apabila masih stadium dini atau stage awal. Namun jika kanker tersebut sudah semakin meluas ke organ sekitarnya, ini bisa memicu suatu gejala.

"Perlu diketahui kanker paru adalah tumor ganas yang berasal dari epitel atau saluran napas. Itulah bentuk dan definisi pada kanker paru primer. Kemudian ada kanker sekunder yang terjadi akibat kanker organ tubuh lainnya, misalnya kanker payudara hingga kanker serviks yang menyebar ke paru-paru. Ini disebut metastasis." ucapnya.

"Gejala khusus kanker paru stage awal biasanya tidak ada yang dikeluhkan atau tanpa gejala, itu sekitar 6-10 persen," lanjutnya.

Gejala khas kanker paru yang harus diwaspadai adalah batuk yang tak kunjung sembuh. Prof Noni mengatakan, tak sedikit pasien yang mengalami keluhan batuk selama satu hingga dua minggu meski sudah mengonsumsi obat di apotek.

Apabila merasakan gejala tersebut, Prof Noni mengimbau untuk segera dicek ke dokter. "Harus kita cermati hal-hal seperti ini dan harus diwaspadai. Kalau sudah menemukan gejala seperti ini dan tak kunjung baik dengan pengobatan, segera mengunjungi fasilitas layanan kesehatan," katanya.

Selain batuk yang tidak kunjung sembuh, ciri-ciri batuk kanker paru juga dapat berupa batuk berdarah, kemudian disertai dengan sesak napas, dan nyeri dada.

"Sementara gejala pada kanker paru pada umumnya, berat badan turun, lemah, keluhan di luar paru, sakit kepala, kejang, lumpuh, nyeri tulang, dan lainnya," ucapnya.

"Gejala kanker paru tidak hanya di saluran napas saja, tetapi juga gejala di luar paru tersendiri bisa dirasakan," imbuh Prof Noni. ***