Menu

Performa Debat Anies, Prabowo, Ganjar Dinilai Minim Serangan Tapi Fokus Subtansial 

Zuratul 5 Feb 2024, 10:16
Performa Debat Anies, Prabowo, Ganjar Dinilai Minim Serangan Tapi Fokus Subtansial. (X/Foto)
Performa Debat Anies, Prabowo, Ganjar Dinilai Minim Serangan Tapi Fokus Subtansial. (X/Foto)

RIAU24.COM -Debat Pilpres 2024 sudah dihelat Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk yang terakhir kalinya di Jakarta Convention Center (JCC) pada Minggu malam (4/2).

Tiga capres beradu gagasan dengan tema kesejahteraan sosial, pembangunan sumber daya manusia (SDM), inklusi, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi.

Debat semalam cenderung minim serangan ketika Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo berada satu panggung. Tak seperti di debat-debat sebelumnya.

Pengamat politik sekaligus Direktur Lembaga Trias Politika Agung Baskoro berpendapat secara umum performa ketiga kandidat dalam debat terakhir banyak 'saling setuju' dan tak ada perdebatan yang berarti.

"Enggak ada yang berarti sih. Ini cenderung landai, cenderung setuju ya banyak setujunya, banyak konsensusnya," kata Agung kepada CNNIndonesia.com, Minggu (4/2).

Performa Anies Rasyid Baswedan

Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam memandang performa Anies di debat kali ini lebih artikulatif.

Ia menyoroti Anies mampu memainkan perannya di topik soal pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia (SDM) mampu menghadirkan sejumlah argumen filosofis.

"Ini memang terasa 'Anies banget'. Namun, Ganjar dan Prabowo juga tampak mampu mengimbangi dengan jawaban yang berbasis pengalaman lapangan masing-masing," kata Umam.

Umam juga melihat Anies mencoba menggunakan sejumlah narasi dan argumen guna meraih dukungan elektoral. Misalnya ketika Anies sering menggunakan terminologi Jawa.

"Anies juga beberapa kali menggunakan argumen Islam moderat, yang bisa diarahkan untuk mengonsolidasikan dukungan Nahdliyyin yang saat ini terfragmentasi," kata Umam.

Di sisi lain, Direktur Lembaga Trias Politika Agung Baskoro melihat Anies kurang 'greget' di debat kali ini ketimbang sebelumnya yang kerap memasang strategi menyerang.

Ia melihat Anies di segmen pertama hingga ketiga terlalu banyak retorikanya ketimbang strategi-strategi yang praktis dan konkret.

"Di closing statement Anies tetep dengan narasi apa ya perubahan ya, melawan membereskan ketimpangan negara, tapi buat Anies ini antiklimaks," tambahnya.

Performa Prabowo Subianto 

Umam berpendapat performa Prabowo pada debat kali ini lebih siap dibanding debat sebelumnya.

Sejak pemaparan visi dan misi, Prabowo sudah menjabarkan hal-hal konkret untuk menjawab permasalahan yang ada di Indonesia.

Menurut Umam, Prabowo mampu memaparkan poin-poin penting dan detail argumen solutif, sehingga meminimalisir ruang serangan terhadapnya.

"Prabowo cukup diuntungkan dengan diberikan kesempatan pertama untuk memaparkan visi misi, sehingga dirinya bisa menghindari kegusaran akibat preemtive attack yang dilakukan oleh lawannya di momentum serangan awal," kata dia.

Direktur Lembaga Trias Politika Agung Baskoro melihat Prabowo pada debat kali ini lebih tenang dan tak mudah terpancing serangan lawan.

Ia mencontohkan Prabowo sebetulnya sedang dipancing untuk ketika Anies dan Ganjar membahas soal bansos. Namun, ia mengatakan Prabowo justru tak terpancing dan berusaha tenang.

"Saya melihat bansos ini dibahas untuk memancing Prabowo agar terlibat, tapi sayangnya Prabowo enggak tertarik untuk itu, karena bukan dia juga kan yang menyalurkan itu," kata Agung.

Agung turut menyoroti salam permintaan maaf dari Prabowo untuk Anies dan Ganjar. Baginya, permintaan maaf itu sebagai upaya Prabowo menyentuh hati para pemilihnya sekaligus membuka peluang rekonsiliasi.

"Prabowo ini dia mampu mengendalikan emosinya. Tidak ada sinisme, gesture, ekspresi gimik yang menurut saya mendeskripsikan dia emosional ya. Hari ini terkontrol, terkendali," kata Agung.

Performa Ganjar Pranowo

Pengamat politik Agung Baskoro menilai Ganjar di debat kali ini lebih mengejutkan lantaran berani melakukan serangan-serangan ke Prabowo maupun ke pemerintah yang dianggap merugikan rakyat ketimbang Anies.

Ia mencontohkan Ganjar melontarkan kritiknya kepada Prabowo yang menganggap orang yang lebih memilih program internet gratis itu otaknya lambat sangat sadis.

Kemudian, ia mengatakan Ganjar turut mengkritik soal politik dinasti hingga tidak memilih calon yang punya potongan diktator, otoriter dan yang punya rekam jejak pelanggar HAM.
Bagi Agung, narasi yang dibawa Ganjar kali ini lebih mencerminkan 'perubahan' ketimbang yang selama ini digaungkan Anies.

"Mas Ganjar ini lebih membawa narasi perubahan ketimbang Anies malam ini. Jadi saya melihatnya justru yang lebih menggariskan perlawanan perubahan ini justru jatuh Ganjar-Mahfud ketimbang Anies," kata Agung.

"Ini paling agresif justru Mas Ganjar. Tapi buat Anies ini antiklimaks, bagi Ganjar ini klimaks," tambahnya.

Akan tetapi, Prabowo yang bisa mengatur emosi membuat serangan-serangan Ganjar menjadi biasa saja.

Di debat sebelumnya, serangan terhadap Prabowo pun lebih terasa ketika Anies ikut serta. Ketika Anies tidak ikut menyerang Prabowo, pernyataan Ganjar menjadi tidak terlalu terasa tajam.

(***)