Menu

AS Hancurkan Rudal Houthi Yang Targetkan Kapal Perang

Amastya 1 Feb 2024, 14:59
Sebuah pesawat lepas landas untuk bergabung dengan koalisi pimpinan AS untuk melakukan serangan udara terhadap sasaran militer di Yaman, yang ditujukan pada milisi Houthi yang didukung Iran yang telah menargetkan pengiriman internasional di Laut Merah, dari lokasi yang dirahasiakan, dalam gambar han
Sebuah pesawat lepas landas untuk bergabung dengan koalisi pimpinan AS untuk melakukan serangan udara terhadap sasaran militer di Yaman, yang ditujukan pada milisi Houthi yang didukung Iran yang telah menargetkan pengiriman internasional di Laut Merah, dari lokasi yang dirahasiakan, dalam gambar han

RIAU24.COM - Pasukan Amerika Serikat pada hari Rabu (31 Januari) mengklaim bahwa mereka telah menghancurkan sebuah rudal milik pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran yang menimbulkan ancaman segera bagi pesawat AS.

Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan pihaknya menyerang dan menghancurkan rudal permukaan-ke-udara Houthi yang siap diluncurkan setelah menentukan bahwa itu menghadirkan ancaman yang akan segera terjadi pada pesawat AS.

Beberapa jam kemudian, rudal balistik anti-kapal lain dan pesawat tak berawak Iran ditembak jatuh di Teluk Aden, CENTCOM menambahkan.

Militer AS menambahkan telah menyerang dan menetralisir stasiun kontrol darat drone yang menimbulkan ancaman bagi kapal dagang dan kapal Angkatan Laut AS di wilayah tersebut.

"Pada 1 Februari sekitar pukul 1:30 pagi, (waktu Sanaa), pasukan Komando Pusat AS melakukan serangan terhadap stasiun kontrol darat UAV Houthi yang didukung Iran dan 10 UAV satu arah Houthi,” bunyi pernyataan militer AS.

"Pasukan AS mengidentifikasi stasiun kontrol darat UAV dan UAV serangan satu arah di daerah-daerah Yaman yang dikuasai Houthi dan memutuskan bahwa mereka menghadirkan ancaman yang akan segera terjadi terhadap kapal dagang dan kapal-kapal Angkatan Laut AS di wilayah tersebut," tambah pernyataan tersebut.

Khususnya, kelompok yang bersekutu dengan Iran pada hari Rabu merilis sebuah pernyataan yang mengatakan akan terus menargetkan kapal perang AS dan Inggris yang berpartisipasi dalam agresi terhadap Yaman.

Pasukan Amerika Serikat dan Inggris pada 12 Januari melancarkan serangan sebagai pembalasan atas serangan teroris Houthi terhadap kapal pengiriman Laut Merah yang terkait dengan Israel.

Australia juga memberikan dukungan personel untuk serangan itu, yang melibatkan berbagai rudal Tomahawk dan jet tempur.

Setelah meluncurkan serangan terhadap Houthi, Amerika Serikat dan sekutunya mengatakan bahwa menstabilkan jalur pelayaran Laut Merah yang penting tetap menjadi tujuan utama mereka.

Houthi mengklaim bahwa serangan mereka ditujukan untuk menunjukkan solidaritas dengan Palestina di tengah perang yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas di Jalur Gaza.

Milisi yang didukung Iran bertanggung jawab atas serangan Yordania

Di tengah situasi yang memburuk di Timur Tengah, Gedung Putih juga menyalahkan kelompok milisi yang didukung Iran atas serangan pesawat tak berawak di Al-Tanf, sebuah situs militer AS di Yordania, awal pekan ini.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan intelijen AS percaya Perlawanan Islam di Irak bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan tiga tentara dan melukai 40 lainnya.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden juga menyalahkan Iran atas serangan itu dan bersumpah bahwa Washington akan menanggapi serangan itu.

"Kami tahu itu dilakukan oleh kelompok-kelompok militan radikal yang didukung Iran yang beroperasi di Suriah dan Irak," kata Biden setelahnya.

"Kami akan melanjutkan komitmen mereka untuk memerangi terorisme. Dan jangan ragu – kami akan meminta pertanggungjawaban semua orang yang bertanggung jawab pada satu waktu dan dengan cara yang kami pilih," tambahnya.

Tiga tentara AS yang tewas telah diidentifikasi sebagai tentara cadangan Sersan William Jerome Rivers, Spc Breonna Alexsondria Moffett dan Spc Kennedy Sanders.

(***)