Menu

Komandan Armada Kelima AS Akui Kesulitan Hadapi Rudal Houthi Yaman

Riko 31 Jan 2024, 16:34
Kapal komersial Amerika terbakar usai dirudal Houthi Yaman (net)
Kapal komersial Amerika terbakar usai dirudal Houthi Yaman (net)

RIAU24.COM - Komandan Armada Kelima Amerika Serikat (AS) Laksamana Madya Brad Cooper mengakui betapa sulitnya tugas militer AS dalam menghentikan rudal yang ditembakkan angkatan bersenjata Ansarallah Houthi yang menargetkan kapal-kapal Israel atau Amerika di Laut Merah. 

Menurut Cooper, dibutuhkan waktu kurang dari 75 detik bagi satu rudal Ansarallah sejak ditembakkan hingga mencapai sasarannya. Hal ini membuat militer AS, yang ditempatkan di Laut Merah dan selat Bab Al-Mandab, hanya memiliki waktu sekitar 9 hingga 15 detik untuk mengambil keputusan mengenai penembakan rudal atau drone.

“Ada waktu sekitar 75 detik antara saat rudal tersebut diluncurkan dan saat rudal tersebut akan mengenai sesuatu. Oleh karena itu, kapten kapal perusak memiliki waktu sekitar 9 hingga 15 detik untuk mengambil keputusan apakah akan menembak jatuh rudal itu,” ungkap Cooper dalam wawancara dengan CBS yang dikutip Sindonews pada Senin (29/1/2024).

Menurut komandan militer AS itu, “Tidak ada yang pernah menggunakan rudal balistik anti-kapal. Dan tentu saja, pelayaran komersial (yang tak dapat diamati) jauh lebih sedikit dibandingkan kapal Angkatan Laut.”

Cooper, seperti pejabat militer dan politik AS lainnya, menuduh Iran memberikan informasi intelijen yang dibutuhkan Ansarallah untuk menargetkan kapal-kapal Israel dan AS. 

Namun dia tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya. Iran adalah bagian dari apa yang dikenal di Timur Tengah sebagai ‘Poros Perlawanan’, yaitu sekelompok negara dan aktor politik non-negara yang menentang pendudukan Israel di Palestina dan kehadiran militer AS di seluruh wilayah.

 Selain Teheran dan Damaskus, mereka termasuk kelompok Hizbullah Lebanon, berbagai pasukan Perlawanan Palestina, Ansarallah Houthi di Yaman, dan Perlawanan Irak.