Tahukah Anda, Inilah 5 Kondisi Medis Paling Langka di Dunia, Ada Tubuh Memproduksi 'Bir'
RIAU24.COM - Masalah medis tak cuma diabetes dan hipertensi. Ada banyak masalah medis lain yang jarang diketahui. Beberapa masalah medis bahkan terbilang sangat langka. Jumlah pengidapnya di dunia bahkan mungkin bisa dihitung jari.
Melansir Medical News Today, setidaknya ada lima kondisi media paling langka yang pernah tercatat di dunia. Berikut di antaranya.
1. Auto-brewery syndrome
Mabuk biasanya dipicu oleh konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan. Namun, hal itu tak berlaku bagi pengidap sindrom ini.
Auto-brewery syndrome adalah kondisi yang membuat tubuh penderitanya bisa mengonsumsi alkohol berupa etanol secara alami. Orang-orang ini memiliki kondisi langka yang disebut juga sebagai sindrom fermentasi usus. Kondisi ini membuat alkohol murni diproduksi di dalam usus setelah penderita mengonsumsi makanan kaya karbohidrat.
Kelebihan jenis ragi Saccharomyces cerevisiae di usus merupakan penyebab utamanya. Kondisi ini mengarah pada proses fermentasi yang menghasilkan etanol.
Namun, para peneliti mencatat, alkohol yang diproduksi secara spontan tak akan cukup untuk membuat pengidapnya mabuk.
Beberapa gejala yang menyertai kondisi ini di antaranya bersendawa, kelelahan kronis, pusing, disorientasi, merasa mabuk, dan sindrom iritasi usus besar.
Untungnya, kondisi ini bisa dikelola dengan perubahan pola makan. Orang dengan sindrom ini biasanya beralih ke makanan rendah karbohidrat.
2. Sindrom aksen asing
Sindrom ini adalah gangguan bicara yang disebabkan oleh kerusakan pada bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan bicara.
Kerusakan pada otak bisa disebabkan oleh stroke atau cedera otak traumatis. Kondisi ini juga bisa dipicu oleh perkembangan gangguan bicara.
Para peneliti mencatat bahwa kejadian 'perubahan' akses yang tercatat umumnya mencakup bahasa Jepang ke Korea, Inggris ke Prancis, Amerika ke Inggris, dan Spanyol ke Hongaria.
Namun, tak semua kondisi ini disebabkan oleh cedera otak. Beberapa kasus juga bisa disebabkan oleh psikogenik.
3. Sindrom bau ikan
Secara medis, kondisi ini dikenal dengan istilah trimetilaminuria. Kondisi ini membuat seseorang mengeluarkan bau badan yang tidak sedap atau mirip dengan bau ikan busuk.
Kondisi ini terjadi saat tubuh tak mampu memecah senyawa organik trimetilamina yang menghasilkan bau amis.
Kekuatan bau yang tak sedap dapat bervariasi dari waktu ke waktu dan berbeda pada masing-masing individu. Namun, kondisi ini biasanya berdampak parah terhadap kehidupan sehari-hari dan kesehatan mental seseorang.
Trimetilaminuria dapat diatasi dengan perubahan pola makan untuk menghilangkan atau mengurangi keberadaan prekursir trimetilamina.
4. Insomnia fatal
Bukan karena kecemasan, orang dengan kondisi ini mengalami insomnia karena kelainan otak degeneratif. Kondisi ini bisa memicu kemunduran secara fisik dan mental.
Kondisi ini juga dapat berdampak pada sistem saraf otonom yang mengatur proses pernapasan, detak jantung, dan suhu tubuh.
Pada kondisi ini, protein mengalami penumpukan di thalamus, wilayah otak yang berperan penting dalam kemampuan seseorang untuk bergerak dan merasakan. Kondisi ini menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak dan memicu gejala fisik serta mental.
5. Proteus syndrome
Kondisi ini memperlihatkan berbagai jenis jaringan seperti tulang, kulit, dan lainnya tumbuh secara tidak proporsional. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh faktor genetik. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini tak terkait faktor genetik. Gejalanya tak akan terlihat sejak lahir. Pertumbuhan jaringan yang berlebihan biasanya muncul pada usia 6-18 bulan. Kondisi ini bisa memburuk seiring waktu berjalan.
Sindrom ini bisa memicu masalah lainnya seperti cacat intelektual, penglihatan buruk, kejang, tumor non-kanker, dan trombosis vena dalam. Secara historis, kasus yang paling terkenal menimpa Joseph Carey Merrick (1862-1890). Ia bahkan dijuluki 'Manusia Gajah' pada abad ke-19 di Inggris.
Pada masa itu, kondisi langka ini sering kali membuat seseorang menjadi tontonan publik sebagai suatu keanehan alam. Merrick bahkan mengaku merasa diperlakukan seperti binatang di pasar ternak. ***