Menu

Cak Imin Sindir Sosok, Sebut: Jangan Ngaku Pemuda Kalau Sembunyi di Balik Ketiak Opa-opa 

Zuratul 29 Jan 2024, 11:27
Cak Imin: Jangan Ngaku Pemuda Kalau Sembunyi di Balik Ketiak Opa-opa. (@cakiminaja)
Cak Imin: Jangan Ngaku Pemuda Kalau Sembunyi di Balik Ketiak Opa-opa. (@cakiminaja)

RIAU24.COM -Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin melempar sindiran soal lawan debat. 

Cak Imin berbicara soal sosok anak muda yang bersembunyi di balik ketiak orang lain.

"Soalnya yang debat siapa, yang bantah orang lain. Ya kalau kamu yang debat sama saya, ya kamu yang harus bantah. Jangan minta tolong orang lain untuk membantah pendapat saya. Jangan pernah ngaku pemuda kalau kamu bersembunyi di balik ketiak para opa-opa yang lain," kata Cak Imin kepada wartawan usai acara Deklarasi Relawan Kawula Muda Nusantara di Jakarta, Minggu (28/1/2024).

Kemudian, Cak Imin juga berbicara soal istilah Wakanda yang sering dikait-kaitkan dengan negara Indonesia. 

Dia berjanji dirinya dan Anies Baswedan akan mengubah persepsi soal orang takut berbicara karena takut kena kasus hukum.

"Saya ingin membongkar dua saja. Yang pertama soal politik, anda semua sudah tahu tapi saya ingin buka sedikit. bahwa orang tidak berani mengaku indonesia saking takutnya kena kasus hukum, maka mengaku sebagai Wakanda," ujar Cak Imin.

"Di sebuah negara Wakanda, seorang yang kritis ditangkap bahkan dikriminalisasi. Kita tidak boleh menyatakan itu. Insyaallah 2024 perubahan terjadi, demokrasi yang hakiki akan kita kembalikan seperti spirit reformasi dan demokrasi tahun 1990-an," ujarnya.

Lalu, Cak Imin juga menyinggung soal dinasti politik. Dia menyinggung ada sosok anak muda yang memiliki sifat seperti layaknya orang pra-sejarah.

"Belum lagi munculnya politik dinasti, saya tadi tertarik dan disampaikan oleh rekan Saiful, muda hari ini pemimpin masa depan. Kalau saya bisa tambahin lagi, yang muda itu bukan soal usia, tapi soal kelakuan. Jangan ngaku muda tapi kalau kelakuanmu adalah kelakuan prasejarah, mengandalkan ketidakmampuan dirinya tetapi mengandalkan dari nepotisme dan dinasti," katanya.

"Dinasti, dinasti sama nepotisme itu sebuah perilaku politik prasejarah, tua sekali, prasejarah. Kerajaan sebelum kerajaan bahkan. Ini melawan demokrasi," tambahnya.

(***)