AS Dan Kepala Intelijen Israel Akan Bertemu Dengan Pejabat Qatar, Bahas Kesepakatan Sandera Gaza Kedua
RIAU24.COM - Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) William Burns dan kepala Mossad Israel David Barnea akan bertemu dengan Perdana Menteri Qatar dan Menteri Luar Negeri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dalam beberapa hari mendatang untuk pembicaraan tentang kesepakatan penyanderaan potensial kedua di Jalur Gaza, kantor berita Reuters melaporkan pada hari Kamis (25 Januari) mengutip sumber.
Seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa pertemuan itu akan berlangsung di Eropa akhir pekan ini.
“Kepala intelijen Mesir Abbas Kamel juga akan berpartisipasi dalam pertemuan itu,” kata sumber kedua.
Burns dan Barnea telah bertemu dengan para pejabat Qatar pada November tahun lalu, membantu menengahi gencatan senjata berumur pendek yang melihat lebih dari 100 sandera dibebaskan dari penahanan Hamas dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Israel Usulkan Jeda 60 Hari dalam Pertempuran: Sumber
Sebelumnya, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa Burns telah membantu pemerintahan Biden dengan kesepakatan sandera yang ada dan mencoba membantu kami mengejar yang lain.
Sumber ketiga mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis bahwa Israel mengusulkan jeda 60 hari dalam pertempuran di mana lebih dari 100 sandera akan dibebaskan secara bertahap, dimulai dengan perempuan dan anak-anak.
Ini akan diikuti oleh pembebasan pria sipil, tentara wanita, dan sisa-sisa sandera yang meninggal setelah diculik oleh Hamas.
Sesuai sumber, Hamas pekan lalu mengusulkan diakhirinya perang, jaminan internasional bahwa itu tidak akan dimulai lagi, dan pembebasan semua tahanan yang ditahan oleh Israel, termasuk mereka yang berpartisipasi dalam serangan 7 Oktober 2023.
'Tidak akan ada gencatan senjata'
Sejak konflik dimulai, Israel telah menentang gencatan senjata permanen di Gaza.
Pada hari Rabu, juru bicara pemerintah Israel Ilana Stein tampaknya menolak laporan media tentang kemungkinan kesepakatan baru yang dimediasi dengan Hamas di mana pertempuran akan dihentikan dengan imbalan pembebasan sandera.
"Mengomentari perjanjian gencatan senjata yang dilaporkan, Israel tidak akan menyerah pada penghancuran Hamas, kembalinya semua sandera, dan tidak akan ada ancaman keamanan dari Gaza terhadap Israel," kata Stein.
"Tidak akan ada gencatan senjata. Di masa lalu, ada jeda untuk tujuan kemanusiaan. Perjanjian itu dilanggar oleh Hamas," tambahnya.
(***)