Lebih Dari 160 Gajah Mati Di Zimbabwe Saat Perubahan Iklim Memperburuk Ancaman
RIAU24.COM - Kondisi kekeringan di Zimbabwe telah menyebabkan kematian sedikitnya 160 gajah antara Agustus dan Desember tahun lalu di taman nasional Hwange, rumah bagi berbagai spesies yang terancam punah.
Dengan cuaca panas dan kering yang terus berlanjut, para konservasionis takut akan korban tambahan.
Tes yang dilakukan oleh Zimbabwe Parks &; Wildlife Management Authority mengaitkan kematian tersebut dengan kelaparan, terutama yang menyerang gajah muda, tua, atau sakit yang terletak di dekat sumber air.
Afrika Selatan mengalami cuaca kering yang terus-menerus dan kekeringan yang berkepanjangan, dengan taman Hwange tidak menerima curah hujan antara Februari dan November pada 2023.
Pakar satwa liar memperingatkan potensi kekambuhan pada tahun 2024 karena nutrisi rendah, suhu tinggi, dan kekurangan air.
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional memperkirakan fenomena cuaca El Nino, menunjukkan cuaca panas, kering dan curah hujan minimal antara Oktober dan Maret.
Upaya dan tantangan konservasi
Kelompok-kelompok konservasi di Hwange bergegas mengebor lubang bor dan memasang sistem bertenaga surya untuk mendistribusikan gajah ke daerah-daerah dengan makanan berlimpah.
Meningkatnya ancaman perburuan liar mendorong kewaspadaan yang meningkat. Prediksi El Nino untuk 2024 menimbulkan kekhawatiran tentang kelangsungan hidup dalam menghadapi kekeringan yang berulang.
Kematian gajah massal serupa terjadi di Zimbabwe pada 2019 karena kelangkaan air.
Meningkatnya perdagangan satwa liar ilegal dan kejahatan satwa liar, yang dikaitkan dengan penurunan ekonomi, telah menyebabkan lonjakan perburuan daging hewan liar.
Enam kematian gajah pada Januari di dekat taman Hwange telah dikaitkan dengan perburuan liar, menunjukkan kebangkitan perburuan gading.
Asosiasi Hukum Lingkungan Zimbabwe menggarisbawahi ancaman yang meningkat, sementara Jaringan Sistem Peringatan Dini Kelaparan USAid menyoroti situasi ketahanan pangan yang mengerikan di negara tersebut.
Terlepas dari tantangannya, para konservasionis dan dokter hewan tetap berkomitmen pada upaya anti-perburuan, penegakan hukum, dan patroli.
Kekhawatiran meningkat atas kemungkinan perubahan iklim memperburuk hilangnya satwa liar, menekankan perlunya inisiatif konservasi berkelanjutan di Zimbabwe.
(***)