Menu

Pelabuhan Kolombo Mengalami Lonjakan Lalu Lintas Di Tengah Ketegangan Laut Merah

Amastya 17 Jan 2024, 19:49
Sekelompok pengunjung Sri Lanka di pelabuhan pengiriman laut dalam yang baru menyaksikan kapal keruk China bekerja di Hambantota, 240 km (150 mil) tenggara Kolombo /Reuters
Sekelompok pengunjung Sri Lanka di pelabuhan pengiriman laut dalam yang baru menyaksikan kapal keruk China bekerja di Hambantota, 240 km (150 mil) tenggara Kolombo /Reuters

RIAU24.COM Pelabuhan Kolombo Sri Lanka menyaksikan peningkatan volume kontainer yang signifikan dalam beberapa pekan terakhir, dikaitkan dengan kapal-kapal yang mengalihkan perhatian dari ketegangan di Laut Merah selatan.

Dikutip Reuters, para pejabat pada hari Selasa melaporkan bahwa perusahaan pelayaran memilih Kolombo sebagai titik transit yang nyaman karena lokasinya yang strategis.

Pemberontak Houthi Yaman, yang didukung oleh Iran, telah menargetkan kapal-kapal di Laut Merah sejak November, mendorong beberapa perusahaan pelayaran untuk memilih rute yang lebih panjang dan lebih mahal di sekitar Tanjung Harapan Afrika.

Aksesibilitas Kolombo ke Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Timur menempatkannya sebagai pelabuhan utama bagi kapal-kapal yang menavigasi wilayah ini.

Reuters mengutip Lal Weerasinghe, seorang pejabat senior di Otoritas Pelabuhan Sri Lanka (SLPA), yang menyoroti keunggulan Kolombo sebagai pusat pertama untuk kapal-kapal yang melewati Afrika Selatan, menyediakan lokasi yang lebih nyaman daripada Singapura.

Pelabuhan, yang menangani 6,94 juta unit setara 20 kaki (TEUs) pada tahun 2023, mengalami peningkatan tahunan sebesar 2 persen.

Desember melihat lonjakan TEUs 15 persen tahun-ke-tahun.

Selama empat hingga enam minggu terakhir, jalur pelayaran telah mencari jendela berlabuh tambahan, dan volume transhipment dari negara tetangga India juga meningkat.

Meskipun permintaan meningkat, pelabuhan harus menolak permintaan dari beberapa jalur pelayaran untuk mencegah penundaan bagi pelanggan yang sudah ada.

"Kami biasanya menangani sekitar 5.000-5.500 TEUs (per hari), tetapi sejak akhir tahun lalu, telah terjadi peningkatan sekitar 1.000 TEUs per hari," kata Weerasinghe kepada Reuters.

Dia mencatat bahwa hingga 50 persen dari lonjakan ini dikaitkan dengan Mediterranean Shipping Company, sebuah perusahaan pengiriman kontainer terkemuka.

Pelabuhan Kolombo semakin menjadi pelabuhan relay, dengan perusahaan pelayaran menurunkan seluruh kargo ke kapal yang berbeda.

Pejabat dari terminal pelabuhan Kolombo lainnya mengungkapkan peningkatan panggilan kapal, terutama karena peningkatan transshipment dari India.

Ekspektasi tinggi bahwa lalu lintas yang meningkat akan mendorong pelabuhan Kolombo menuju pertumbuhan dua digit pada kuartal pertama tahun 2024

(***)