Lisa Rumbewas, Lifter legenderis Indonesia Meninggal Dunia: Mutiara dari Papua Bersinar untuk Indonesia
RIAU24.COM -Lisa Rumbewas, lifter legendaris Indonesia meninggal dunia pada Minggu (14/1). Lisa mengukir catatan manis dalam sejarah olahraga Indonesia.
Sebelum Olimpiade 2000 digelar di Sydney, hanya ada dua cabang olahraga yang pernah memberikan medali untuk Indonesia yaitu panahan dan badminton.
Saat Olimpiade Sydney berlangsung, Tim Angkat Besi Indonesia menggebrak lewat torehan satu perak dan dua perunggu.
Lisa Rumbewas menyumbang medali perak di kelas 48kg sedangkan dua perunggu diberikan oleh Sri Indriyani (48kg) dan Winarni (53kg).
Perjalanan Lisa merebut medali perak Olimpiade Sydney terbilang penuh drama dan mendebarkan.
Ia harus bertarung dengan kondisi bibir pecah-pecah karena suasana terasa begitu dingin untuk dirinya.
Setelah semua lifter selesai melakukan angkatan, Lisa Rumbewas ada di posisi ketiga. Izabela Draganeva di posisi pertama sedangkan Tara Nott di peringkat kedua.
Angkatan Nott dengan Lisa sama, namun Nott berhak meraih perak karena punya bobot tubuh lebih ringan.
Di malam hari, tiba-tiba Draganeva dinyatakan positif doping. Nott pun resmi jadi pemegang emas sedangkan Lisa jadi pemilik perak.
Sri Indriyani yang ada di posisi keempat lalu dinyatakan meraih perunggu.
"Kami bertanding sore hari di Sydney. Sore hari bertanding, malam-malamnya kami dapat kabar kalau Dragneva didiskualifikasi karena pakai doping. Jadinya Tara Nott dapat emas, saya perak, dan Indriyani perunggu."
"Kabar tersebut juga yang beritahu kerabat kami. Saya punya saudara pendeta yang juga tinggal di Sydney, beliau yang bicara kepada mama. Karena saat di Sydney, mama tinggal di rumah saudara," ucap Lisa dalam perbincangan dengan CNNIndonesia.com pada 2021 lalu.
Perjuangan lebih berat ditunjukkan oleh Lisa Rumbewas di Olimpiade Athena 2004.
Saat itu Lisa sempat merasakan pungsin dan pingsan saat pertandingan usai melakukan snatch.
Di tengah kondisi menyulitkan tersebut, Lisa masih bisa bertahan meneruskan pertandingan dan merebut medali perak di kelas 53kg.
"Biasanya kalau sudah anfal begitu harus tidur, tapi karena sadar masih punya angkatan lagi jadi harus tetap dilakukan. Ketika itu hanya tinggal saya dan [Udomporn] Polsak yang dari Thailand saja untuk perebutan emas dan perak. Itu semua sudah Tuhan yang atur," ujar Lisa saat itu.
Sedangkan di Olimpiade 2008, Lisa hanya finis di peringkat keempat di akhir pertarungan di kelas 53kg. Di balik hasil itu, ada cerita menarik.
Mama Lisa, Ida Korwa sudah menaruh curiga pada Natassia Novikava yang dinilai menggunakan doping.
Namun kecurigaan itu hanya disampaikan pada Lisa dan tidak pada PABSI.
"Mama berani bilang dia pakai doping karena saat di tempat pemanasan, Novikava itu tidak bisa diam. Saat di tempat pemanasan itu Novikava sebentar-sebentar bangun, lalu jalan-jalan."
"Kalau sudah pakai doping itu memang membuat dia harus selalu aktif. Dia mau tidur tidak bisa, angkat kaki juga tidak bisa. Tapi meski curiga lawan pakai doping mama tidak bilang ke orang PABSI, cuma bicara dengan saya saja," ujar Lisa.
(***)