Peluncuran Satelit China Picu Peringatan Keamanan Ponsel Taiwan Di Tengah Ketegangan Pemilu
RIAU24.COM - Dalam peristiwa penting yang terjadi hanya beberapa hari sebelum pemilihan presiden penting Taiwan, peluncuran satelit China memicu sistem peringatan telepon darurat Taiwan, meningkatkan kekhawatiran keamanan di seluruh wilayah.
Media pemerintah China melaporkan bahwa Beijing telah mencapai peluncuran satelit Einstein Probe yang sukses menggunakan roket pembawa Long March-2C di Pusat Peluncuran Satelit Xichang.
Menurut CCTV, satelit memasuki orbit yang ditentukan, menandai peluncuran sebagai sukses total.
Peringatan darurat di Taiwan
Secara bersamaan, telepon di seluruh Taiwan diaktifkan dengan pesan peringatan darurat.
Peringatan dalam bahasa China memperingatkan publik tentang satelit yang terbang di atas wilayah udara selatan.
Namun, versi bahasa Inggris dari pesan itu menggambarkannya sebagai peringatan serangan udara, memperingatkan terhadap rudal terbang di atas wilayah udara Taiwan.
Peringatan darurat bertepatan dengan Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengadakan konferensi pers di Taipei dengan wartawan asing menjelang pemilihan presiden mendatang.
"Ketika sebuah roket terbang secara terbuka di langit kita, beberapa tabung atau puing-puing mereka akan jatuh di wilayah ini," kata Wu kepada wartawan.
"Itulah alasan mengapa pusat peringatan nasional kami akan mengeluarkan peringatan semacam ini. Itu pernah terjadi sebelumnya," tambahnya.
Dengan pemilihan yang semakin dekat, masalah keamanan telah meningkat, dan peringatan itu menambah ketegangan.
Kandidat terdepan Lai Ching-te, wakil presiden Taiwan saat ini, menuduh Beijing menggunakan segala cara untuk mempengaruhi pemilihan.
Beijing secara konsisten menunjukkan kehadiran militer di sekitar Taiwan, mengerahkan jet tempur, kapal angkatan laut, dan drone.
Insiden baru-baru ini termasuk balon terbang di atas pulau itu dan intrusi 10 pesawat tempur China dan empat kapal angkatan laut.
Kegiatan militer China di sekitar Taiwan tetap menjadi masalah yang terus-menerus, meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Menurut kantor berita Xinhua yang dikelola pemerintah China, satelit yang diluncurkan oleh China akan digunakan untuk pengamatan astronomi, yang secara khusus berfokus pada fenomena sementara misterius di alam semesta yang sebanding dengan kerlipan kembang api.
(***)