Israel vs Hamas: Menlu AS Antony Blinken Peringatkan Perang Bisa Menyebar Ke Wilayah Yang Lebih Luas
RIAU24.COM - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengeluarkan peringatan pada hari Minggu (7 Januari) bahwa perang antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Jalur Gaza dapat menyebar dan membahayakan stabilitas regional.
"Ini adalah momen ketegangan yang mendalam di wilayah ini. Ini adalah konflik yang dapat dengan mudah bermetastasis, menyebabkan lebih banyak rasa tidak aman dan bahkan lebih banyak penderitaan," kata Blinken dalam konferensi pers di Qatar selama tur regional yang bertujuan untuk mengurangi konflik.
Dia lebih lanjut mengecam tragedi korban sipil dan memperingatkan bahwa meningkatnya kekerasan membahayakan wilayah yang lebih luas.
Diplomat top AS mengatakan bahwa Israel harus melakukan lebih banyak upaya untuk melindungi warga sipil di Gaza, lebih lanjut menambahkan bahwa orang-orang Palestina yang terlantar akibat perang yang sedang berlangsung harus kembali ke rumah.
"Warga sipil Palestina harus dapat kembali ke rumah segera setelah kondisi memungkinkan. Mereka tidak bisa, mereka tidak boleh ditekan untuk meninggalkan Gaza," kata Blinken pada leg terakhir dari tur Timur Tengah keempatnya sejak perang pecah.
Kematian wartawan di Gaza 'tragedi yang tak terbayangkan'
Selama konferensi pers, Blinken mengatakan bahwa kematian dua jurnalis dalam serangan di Gaza adalah tragedi yang tak terbayangkan.
"Ini adalah tragedi yang tak terbayangkan. Dan itu juga terjadi untuk terlalu banyak pria, wanita dan anak-anak Palestina yang tidak bersalah," katanya.
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengatakan pada hari Minggu (7 Januari) bahwa dua wartawan tewas dalam serangan udara Israel di wilayah yang dilanda perang.
Menurut kementerian kesehatan dan petugas medis, Mustafa Thuria, seorang stringer video untuk kantor berita AFP, dan Hamza Wael Dahdouh, seorang jurnalis dengan jaringan televisi Al Jazeera, tewas ketika mereka bepergian dengan mobil.
Ayah Hamza, Wael al-Dahdouh, adalah kepala biro Al Jazeera di Jalur Gaza dan juga baru-baru ini terluka dalam serangan, AFP melaporkan.
Dia terluka setelah istri dan dua anaknya tewas oleh serangan terpisah Israel pada minggu-minggu awal perang yang dimulai pada 7 Oktober tahun lalu. Thuria, sementara itu, bergabung dengan AFP pada 2019.
Dalam sebuah pernyataan, kantor media Hamas mengutuk pembunuhan itu.
"Kami mengutuk kejahatan keji yang dilakukan oleh tentara pendudukan Israel dalam upaya untuk mengintimidasi dan mencegah liputan media," katanya.
(***)