Menu

Penyebab Urtikaria (Biduran) dan Cara Mengatasinya

Devi 31 Dec 2023, 20:56
Penyebab Urtikaria (Biduran) dan Cara Mengatasinya
Penyebab Urtikaria (Biduran) dan Cara Mengatasinya

RIAU24.COM -  Urtikaria adalah benjolan merah di permukaan kulit yang seringnya terasa gatal. Benjolan yang muncul bisa berwarna merah ataupun sewarna dengan kulit. Kondisi ini seringkali menjadi reaksi alergi dari suatu makanan maupun obat-obatan. Penyebutan urtikaria sama dengan biduran.

Ada beberapa zat yang bisa memicunya. Lebih lanjut simak gejala, penyebab, hingga cara mengobati biduran agar cepat sembuh.

Gejala Urtikaria

Dikutip dari laman Penn Medicine (The University of Pennsylvania Health System), berikut merupakan gejala yang mungkin dialami:

  • Benjolan yang gatal.
  • Bintik-bintik bisa menyebar, menjadi lebih besar, menonjol lebih luas, dan menyatu sehingga membentuk area kulit datar.
  • Wheal (pembengkakan di permukaan kulit yang menjadi bekas merah atau sewarna kulit beserta tepi yang jelas).
  • Seringkali wheal berubah bentuk, menghilang, atau muncul lagi dalam beberapa menit atau jam (jarang ada bintil bisa bertahan lebih dari 2 hari atau 48 jam).
  • Dermatographism urticaria (goresan di kulit), yang disebabkan karena tekanan pada kulit. Hal ini akan langsung menimbulkan gatal-gatal di area yang ditekan/tergores.

Penyebab Urtikaria

Menurut American College of Allergy, Asthma and Immunology, hal yang menyebabkan urtikaria, antara lain:

  • Rangsangan fisik (seperti akibat paparan sinar matahari, tekanan, dingin, panas, atau aktivitas olahraga)
  • Beberapa makanan (terutama kacang tanah, telur, kacang-kacangan dan kerang)
  • Obat-obatan (seperti aspirin, ibuprofen, ataupun antibiotik (terutama penisilin dan sulfa)
  • Gigitan atau sengatan serangga
  • Getah
  • Transfusi darah
  • Serbuk sari dan beberapa tanaman
  • Infeksi bakteri, termasuk infeksi saluran kemih dan radang tenggorokan
  • Infeksi virus, termasuk flu biasa, mononukleosis menular, dan hepatitis
  • Bulu hewan peliharaan

Seringkali penyebab gatal-gatal juga tidak diketahui. Di sisi lain, biduran juga bisa berkembang karena akibat dari:

  • Keringat yang berlebihan
  • Stres emosional
  • Paparan air, dingin, atau sinar matahari yang ekstrim
  • Latihan atau aktivitas fisik
  • Penyakit (termasuk lupus, leukemia, ataupun penyakit autoimun lainnya)
  • Infeksi seperti mononukleosis

Cara Mengobati Biduran agar Tidak Kambuh Lagi
Jika gatal-gatalnya ringan, urtikaria tidak butuh obat atau mungkin tidak memerlukan perawatan. Namun, berikut merupakan manajemen dan cara untuk mengatasinya:

1. Menghindari Pemicu yang Diketahui
Agar gatal-gatal akibat biduran tidak kambuh lagi, maka menghindari penyebab atau pemicu adalah hal yang perlu dilakukan.

2. Konsumsi Obat
Dokter atau ahli alergi yang terlatih khusus, nantinya bisa mencari pemicu gatal-gatal. Sehingga, mereka mungkin akan merekomendasikan obat untuk mengurangi keparahan gejala ataupun mencegah gatal-gatal.

Ahli alergi biasanya menyarankan pengobatan yang tersedia hanya dengan resep ataupun obat yang dijual bebas (hal ini bergantung pada seberapa tidak nyamannya gatal-gatal yang dialami).

Apakah Penyakit Urtikaria Itu Berbahaya?
Biduran atau urtikaria biasanya tidak berbahaya, karena seringnya menjadi reaksi dari alergi. Benjolannya juga mungkin akan menghilang dengan sendirinya.

Namun apabila reaksi yang terjadi parah, terutama jika pembengkakan melibatkan tenggorokan. Kamu mungkin memerlukan suntikan darurat, seperti epinefrin (adrenalin) atau steroid.

Pasalnya, urtikaria di tenggorokan berisiko menyumbat jalan napas yang akan membuat sulit bernapas.

Urtikaria kronis adalah kondisi jika gatal-gatal pada benjolan berlangsung lebih dari 6 minggu. Umumnya, tidak ada penyebab yang bisa ditemukan terkait hal ini.

Seringnya, biduran kronis akan sembuh dengan sendirinya yakni sekitar kurang dari 1 tahun.

Jika kamu punya riwayat alergi yang menyebabkan gatal-gatal atau gejala urtikaria yang dijelaskan tadi, hubungi penyedia layanan kesehatan untuk mengetahui diagnosis yang lebih jelas.

Biopsi kulit atau tes darah biasanya dilakukan untuk memastikan apakah kamu mengalami reaksi alergi. Selain itu, hal ini berguna untuk menguji zat yang menyebabkan reaksi alergi tersebut. ***