AS Lakukan Serangan Balasan Di Irak Setelah Militan Targetkan Pangkalan Militer
RIAU24.COM - Militer AS melakukan serangan balasan di Irak setelah tiga tentara Amerika terluka dalam serangan pesawat tak berawak pada hari sebelumnya oleh militan yang bersekutu dengan Iran.
Sebuah pangkalan AS di Erbil Irak yang menampung pasukan Amerika diserang dari pesawat tak berawak satu arah sebelumnya pada hari Senin (25 Desember), meninggalkan satu tentara dalam kondisi kritis.
Atas arahan Presiden Joe Biden, militer AS melakukan serangan udara presisi pembalasan pada pukul 1.45 (waktu setempat), kemungkinan menewaskan sejumlah militan Kataib Hezbullah dan menghancurkan beberapa fasilitas yang digunakan oleh kelompok itu, Jenderal Michael Erik Kurilla, kepala Komando Pusat AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
AS melawan balik
"Serangan ini dimaksudkan untuk meminta pertanggungjawaban elemen-elemen yang secara langsung bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan koalisi di Irak dan Suriah dan menurunkan kemampuan mereka untuk melanjutkan serangan. Kami akan selalu melindungi pasukan kami," tambahnya.
Pentagon, bagaimanapun, tidak mengungkapkan rincian tentang identitas personel yang terluka atau menawarkan rincian lebih lanjut tentang cedera yang diderita dalam serangan itu.
Melalui media sosial X, Menteri Pertahanan Lloyd Austin menggambarkan serangan itu sebagai perlu dan proporsional.
"Hari ini, atas arahan @POTUS, pasukan militer AS melakukan serangan yang diperlukan & proporsional pada 3 fasilitas yang digunakan oleh Kataib Hezbollah & kelompok-kelompok yang berafiliasi di Irak," tulis Austin.
"Serangan presisi ini merupakan tanggapan terhadap serangkaian serangan terhadap personel AS di Irak & Suriah oleh milisi yang disponsori Iran, termasuk serangan oleh Kataib Hezbollah yang berafiliasi dengan Iran dan kelompok-kelompok yang berafiliasi di Pangkalan Udara Erbil sebelumnya hari ini," kata Austin dalam sebuah pernyataan yang juga dibagikan di X.
Datang di tengah serentetan serangan
Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan bahwa presiden Joe Biden diberi pengarahan tentang serangan itu pada Senin pagi dan memerintahkan Pentagon untuk menyiapkan opsi tanggapan terhadap mereka yang bertanggung jawab.
"Presiden tidak menempatkan prioritas yang lebih tinggi daripada perlindungan personel Amerika yang bertugas dalam bahaya. Amerika Serikat akan bertindak pada suatu waktu dan dengan cara yang kami pilih jika serangan ini berlanjut," kata juru bicara NSC Adrienne Watson.
Serangan Senin terjadi di latar belakang gelombang kekerasan yang dimulai pada pertengahan Oktober, ketika milisi yang bersekutu dengan Iran mulai menargetkan aset AS di Irak dan Suriah atas dukungan Washington terhadap Israel dalam perangnya melawan Hamas di Gaza.
(***)