Pertama di Dunia, Remaja 15 Tahun Lumpuh Pita Suara gegara Infeksi COVID-19
"Hal ini sangat penting karena keluhan tersebut dapat dengan mudah dikaitkan dengan diagnosis yang lebih umum seperti asma," imbuhnya.
Selama di rumah sakit, remaja itu menjalani serangkaian tes diagnostik terperinci dari dokter, termasuk pemeriksaan darah, pencitraan, analisis cairan serebrospinal dan konsultasi dengan ahli THT, neurologi, psikiatri, patologi bahasa bicara, serta bedah saraf.
Ketika terapi wicara gagal meringankan gejalanya, dokter kemudian melakukan trakeostomi, yakni sebuah lubang yang dibuat melalui pembedahan pada tenggorokan untuk meringankan kesulitan bernapas pasien.
Remaja tersebut tetap bergantung pada trakeostomi selama lebih dari 13 bulan setelah pengobatan awal. Artinya, kondisi yang dialaminya itu kemungkinan tidak bersifat sementara.
Dokter kemudian dapat melepaskan trakeostomi tersebut 15 bulan setelah pemasangannya dan tepat pada saat pasien lulus SMA.
"Dia mengadakan pesta prom seniornya satu setengah tahun setelah dia kehilangan fungsinya, dan dia mengatakan kepada saya bahwa dia tidak akan pergi ke pesta prom dengan trakeostomi yang dilakukan," kata penulis senior Christopher Hartnick, M D, direktur Divisi Otolaringologi Anak dan Pusat Saluran Napas, Suara, dan Menelan Anak di Mata dan Telinga Massal.