Ramai Media Asing Soroti Debat Perdana Capres Pilpres RI, Singgung Soal Keputusan MKMK
RIAU24.COM -Tiga calon presiden (capres) RI, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, melaksanakan debat perdananya, Selasa (12/12/2023).
Debat tersebut diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Debat ini pun menyita perhatian media lokal dan bahkan internasional.
Beberapa media asing pun mulai memberitakan terkait adu gagasan yang diusung ketiganya.
Media yang berbasis di London, Reuters, dalam artikel berjudul "Indonesian presidential hopefuls face off in heated debate on law, human rights", menuliskan bagaimana Anies dan Ganjar memainkan isu keputusan MK soal batas usia capres-cawapres untuk menyerang Prabowo.
Diketahui, Prabowo menggandeng Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapresnya pasca putusan batas usia MK yang kontroversial.
"Banyak peraturan yang dibengkokkan demi kepentingan penguasa," kata Anies yang juga mantan Gubernur Jakarta, dalam pernyataan pembukaannya dimuat media itu.
"Ada satu milenial yang bisa jadi wakil presiden, tapi ada ribuan milenial lainnya, Gen Z, yang peduli pada bangsa yang terpinggirkan," ujarnya. "Ketika mereka mengkritik pemerintah, mereka malah menghadapi kekerasan, bahkan gas air mata."
Media Australia, ABC News, juga ikut menyoroti debat tersebut. Dalam laporan berjudul "Indonesian presidential candidates clash on security and corruption in first of five debates ahead of the election", ABC menulis bagaimana para aktivis telah menyerukan para kandidat untuk memberantas korupsi, dengan beberapa menteri di kabinet Jokowi telah tersandung kasus rasuah sejak ia menjabat pada tahun 2014.
"Kami akan membenahi apa yang perlu diperbaiki. Kami akan menjunjung tinggi apa yang perlu ditegakkan. Dan kami bertekad untuk memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya," kata Prabowo, yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) kabinet Jokowi.
"Berdasarkan data Indonesia Corruption Watch, kerugian negara selama 10 tahun terakhir mencapai sekitar 230 triliun rupiah. Jumlah ini setara dengan kebutuhan untuk membangun 27.000 puskesmas," timpal Ganjar dalam laporan ABC News.
Sementara itu, dari Singapura, debat ini juga ikut dikabarkan oleh dua media ternama negara itu, Channel News Asia (CNA) dan Straits Times.
CNA menyoroti bagaimana debat itu terjadi, dengan calon yang saling mencoba membantah lawannya.
"Prosesnya menjadi lebih panas ketika para kandidat saling menyalahkan satu sama lain mengenai tindakan atau peristiwa yang terjadi pada postingan mereka sebelumnya, kadang-kadang dengan nada mengejek yang memicu penonton bersorak keras," tulis media itu dalam artikel berjudul "Indonesian presidential candidates spar in first debate, digging up one another's past and dangling pledges".
Straits Times juga menuliskan terkait situasi debat.
Dalam artikel berjudul "Emotions run high at Indonesia's first presidential debate", media itu menggambarkan bagaimana masing-masing kandidat berupaya untuk menyerang rivalnya.
"Namun seiring perdebatan berlangsung, mereka tidak membuang waktu untuk saling melontarkan kata-kata menyerang. Wajah mereka memerah dan suara mereka bergetar, ketika para pendukung mereka yang memenuhi aula menyemangati mereka," tulis kantor berita itu.
(***)