Wanita Ini Ngeluh Sakit Perut-Kembung 10 Hari, Ternyata Ada Bayi di Dekat Ususnya
RIAU24.COM - Seorang wanita berusia 37 tahun di Prancis mengeluh nyeri di perut selama 10 hari, dibarengi gejala kembung yang terus memburuk. Tak diduga, keluhannya itu rupanya muncul gegara ada bayi tumbuh di dekat ususnya. Bagaimana bisa?
Awalnya gegara gejalanya tak kunjung mereda, wanita tersebut menjalani pemindaian perut. Dari sanalah baru ditemukan bahwa ada janin tumbuh dengan normal di rongga perutnya, tepatnya di antara perut dan ususnya.
Fenomena medis tersebut dikenal sebagai kehamilan ektopik yang hampir selalu berakibat fatal bagi anak. Kasus tersebut terungkap dalam New England Journal of Medicine.
Dokter mendiagnosis wanita yang tidak disebutkan namanya itu menderita kehamilan ektopik atau kehamilan di luar rahim, dan terjadi di perut. Bayi berada di rongga peritoneum, atau area tempat organ vital berada.
Sementara plasenta sang janin menempel di bagian atas panggul.
Dokter mengatakan kehamilan ini sangat jarang terjadi. Tetapi, mungkin terjadi jika janin mulai tumbuh di saluran tuba, yang membawa sel telur dari ovarium ke rahim atau ovarium.
"Seiring waktu, lubang ini bisa pecah sehingga memungkinkan janin 'melarikan diri' ke dalam rongga," tulis jurnal yang dikutip dari Daily Mail, Selasa (12/12/2023).
Mengetahui kondisinya, wanita tersebut datang ke dokter yang ada di daerahnya. Dokter memintanya menunggu hingga usia kandungan 29 minggu untuk melahirkan bayinya. Ini dilakukan untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidupnya.
Dokter membantu proses kelahiran bayi tersebut dengan membuat sayatan di perut. Setelah itu, dokter memindahkannya ke unit perawatan intensif neonatal.
Sang ibu menjalani operasi terpisah 12 hari setelah kelahiran, agar dokter dapat mengeluarkan sisa plasentanya. Ibu dan bayinya dipulangkan selama 25 hari, dua bulan setelah kelahiran.
Diketahui, wanita tersebut sebelumnya sudah memiliki dua orang anak dan pernah mengalami keguguran.
"Bayi dapat hidup di luar rahim sejak usia 24 minggu," kata dokter.
"Tetapi, tingkat kelangsungan hidup lebih rendah, dengan 68 persen bertahan hidup. Ada juga kasus bayi bertahan hidup setelah dilahirkan pada usia 21 minggu," pungkasnya. ***