Filipina Panggil Utusan Tiongkok Atas Pertikaian Laut Chin Selatan, AS Tuduh Beijing Rusak Stabilitas Regional
China telah berulang kali mengklaim seluruh Laut China Selatan, termasuk perairan dan pulau-pulau di dekat pantai tetangganya sebagai bagian dari wilayahnya, mengabaikan putusan pengadilan internasional yang mengatakan bahwa klaim Beijing tidak memiliki dasar hukum.
'Berbahaya dan tidak stabil'
Washington, pada hari Senin (11 Desember) merilis sebuah pernyataan yang mendesak Beijing untuk menghentikan perilaku berbahaya dan tidak stabil di Laut Cina Selatan menyusul dugaan penabrakan dan meriam air kapal-kapal Filipina oleh kapal-kapal China yang sedang dalam misi pasokan ke Second Thomas Shoal, tempat tentaranya ditempatkan.
"Menghalangi jalur pasokan ke pos terdepan yang sudah lama ada ini dan mengganggu operasi maritim Filipina yang sah merusak stabilitas regional," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller dalam pernyataan 10 Desember yang dibagikan oleh kedutaan AS di Manila pada hari Senin.
AS juga menegaskan kembali dukungannya untuk sekutu perjanjiannya, Filipina, dan menegaskan kembali komitmennya terhadap pakta pertahanan bersama.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. menganggap kehadiran kapal pasukan penjaga pantai dan milisi maritim Tiongkok di perairan negaranya sebagai ilegal dan tindakan mereka terhadap warga Filipina sebagai pelanggaran langsung terhadap hukum internasional.