Deretan Taktik Gila Hamas Hadapi Agresi Israel di Jalur Gaza
RIAU24.COM -Sayap Militer Hamas, Brigade al-Qassam melancarkan taktik gila dalam menghadapi agresi israel ke Gaza, walaupun sudah digempur dua bulan.
Perang kini tidak hanya terjadi utara gaza, namun telah menyebar ke Selatan Gaza yang sebelumnya dianggap wilayah aman di Jalur Gaza.
Pertempuran sengit yang berlanjut di Jalur Gaza antara Hamas dan Israel membuktikan bahwa kekuatan kelompok militan ini tidak bisa diremehkan.
Berikut deret taktik gila Hamas agresi Israel di Gaza.
1. Gunakan drone peledak hingga amunisi anti-tank
Saat konflik semakin berpusat di Gaza selatan, kelompok Hamas meluncurkam senjata yang lebih canggih, drone peledak dan amunisi anti-tank.
salah satu perubahan paling mencolok adalah penggunaan eksplosif penetrator (EFP), bahan peledak proyektil yang dirancang menembus lapisan baja.
Alexandre Vautravers, pakar keamanan di Global Studies Institute di Universitas Jenewa, mengungkapkan bahwa dari tiga jenis EFP yang digunakan saat ini, yang paling umum adalah meledakkan dan meluncurkan pecahan peluru baja ke segala arah yang menimbulkan dampak mematikan dalam radius 10-40 meter.
Jenis EFP modern milik Hamas berkecepatan hipersonik yang bisa menembus lapisan baja tanpa mampu dicegat oleh pertahanan Trophy Israel.
Hamas juga terlihat menggunakan drone satu arah untuk menargetkan pasukan Israel di Jalur Gaza utara.
"Hamas telah mengembangkan drone selama beberapa dekade dan telah menggunakannya, namun tidak pernah secara efektif dan terutama untuk tujuan pelatihan," kata Veronika Poniscjakova, spesialis aspek militer dalam konflik Israel-Palestina di Universitas Portsmouth di Inggris.
Hamas menyatakan bahwa mereka meledakkan beberapa ranjau anti-personel jenis claymore dalam penyergapan di timur Khan Younis pada tanggal 5 Desember.
Brigade Al Qassam menargetkan sebuah tank Israel dengan EFP di utara Khan Younis pada tanggal 4 Desember.
2. Sengaja melancarkan operasi di Gaza Utara
Opreasi di Gaza utara bertujuan memperlambat kemajuan Israel dan memberikan waktu yang cukup bagi Hamas untuk memindahkan pemimpin serta persenjataanya ke Gaza Selatan.
Hamas lebih berani menghadapi Israel di Gaza selatan karena gudang persenkataan utamanya berada di sana.
3. Membuat Israel perpanjang perang
Ada dugaan bahwa Hamas sengaja mengulur waktu masa perang untuk menjatuhkan citra Israel.
Peristiwa yang terjadi beberapa hari ini menunjukkan bahwa strategi militer Hamas semakin maju.
"Waktu adalah sahabat Hamas. Semakin lama perang berlangsung, semkain banyak korban sipil yang akan jatuh, dan ini menguntungkan Hamas karena menurunkan citra Israel," ungkap Poniscjakova.
"Hamas tidak harus meraih kemenangan besar atas Israel," kata Bregman.
"Yang harus mereka lakukan adalah mampu berdiri di atas kaki mereka sendiri ketika perang ini selesai. Kemenangan Hamas adalah kemampuan untuk mengatakan "Kami masih di sini," lanjutnya.
4. Meledakkan pasukan barak Israel dari terowongan
Lembaga think tank asal Washington D.C., Institute for the Study of War (ISW), membeberkan kelompok Hamas sempat merekam isi barak militer Israel.
Dalam rekaman itu, mereka mendapati tentara Zionis sedang bersantai di dekat Juhor ad Dik.
Hamas kemudian memanfaatkan informasi itu untuk menyiapkan serangan balasan, hingga mengklaim berhasil meledakkan bom ketika ada sekitar 60 pasukan Israel dari dalam terowongan.
"Kelompok [Hamas] ini bahkan mengklaim mereka memenuhi sebuah terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak dan meledakkannya ketika ada sekitar 60 tentara Israel di sana," bunyi laporan ISW, seperti dilansir dari Al Jazeera.
Analisis ISW menyebutkan bahwa milisi Hamas fokus melakukan serangan yang menargetkan pasukan Israel di belakang garda terdepan mereka.
Strategi ini disebut dengan strategi pembersihan atau clearing operations.
Hamas, dalam analisis ISW, juga semakin sering memakai peledak rakitan hingga ranjau jenis claymore saat menyerang pasukan dan tank-tank Israel.
(***)