Alasan Israel Ketakutan Hingga Mau Hancurkan Terowongan Hamas di Gaza
RIAU24.COM -Serangan darat Israel semakin ganas menggempur Gaza dengan maksud genosida dan apartheid pada kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Dilansir dari Al Jazeera, Israel meningkatkan pengeboman di Gaza tengah dan selatan yang mengakibatkan puluhan orang tewas dalam serangan rumah-rumah di Deir el-Balah.
Para pejabat senior Hamas menyatakan tidak ada negosiasi dengan Israel kecuali Israel menghentikan serbuannya ke Gaza.
Israel sendiri mengklaim akan terus berupaya menghancurkan terowonga-terowongan buatan Hamas yang menjadi basis kelompok perlawanan dari Palestina itu.
Kenapa Israel ketakutan sampai berusaha keras menghancurkan terowongan Hamas?
Perlawanan Bawah Tanah
Perlawanan bawah tanah atau terowongan menciptakan sejarah penting dalam dunia peperangan.
Hal ini terjadi mulai dari pengepungan Romawi di kota Ambracia di Yunani kuno hingga pejuang Ukraina yang menahan pasukan Rusia di terowongan era Soviet sepanjang 24 kilometer di bawah Pabrik Besi dan Baja Azovstal di Mariupol selama sekitar 80 hari pada 2022.
Selama konflik dengan Israel memanas, Hamas diyakini memperluas jaringan bawah tanah mereka untuk mengangkut senjata, perbekalan, dan pesawat tempur.
Yahya Sinwar, pemimpin politik Hamas, menyatakan pada 2021 bahwa panjang terowongan mereka adalah 500 kilo meter atau 310 mil, sedangkan luas Jalur Gaza hanya 360 kilometer atau 140 mil persegi.
"Mereka mulai mengatakan bahwa mereka menghancurkan terowongan Hamas sepanjang 100 kilometer (62 mil). Saya beritahu Anda bahwa terowongan yang kami miliki di Jalur Gaza melebihi 500 kilometer," ungkap Sinwar.
"Bahkan jika narasi mereka benar, mereka hanya menghancurkan 20% terowongan." imbuhnya.
Militer Israel sebenarnya telah mendeteksi terowongan Hamas sejak 2001, saat Hamas menggunakan terowongan untuk meledakkan bahan peledak di bawah pos perbatasan Israel.
Detasemen "Musang" Israel
Sejak 2004, Israel meluncurkan datasemen Samur atau "Musang" untuk menghancurkan terowongan Hamas.
Tidak hanya melalui serbuan bawah tanah, Israel juga berusaha menggunakan serangan bom udara.
Selama perang 2014, kelompok Hamas berhasil membunuh 11 pasukan Israel yang menyusup di terowongan.
Letnan Hadar Goldin, seorang perwira Israel, bahkan diseret dan dibunuh di dalam terowongan Gaza.
Ariel Bernstein, mantan tentara Israel, menggambarkan pertempuran di Gaza utara sebagai gabungan antara penyergapan, jebakan, tempat persembunyian, dan penembak jitu.
"Rasanya seperti saya sedang melawan hantu," kata Bernstein.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan serangan darat akan berlangsung lama, mengingat membutuhkan waktu untuk membongkar seluruh jaringan bawah tanah Hamas.
Upaya yang dapat dilakukan Israel untuk menekan Hamas adalah memblokir seluruh pengiriman bahan bakar ke Gaza.
"Untuk udara, mereka membutuhkan minyak. Untuk minyak, mereka membutuhkan kita," ungkap Gallant.
(***)