602 Warga Cianjur Terjangkit DBD, Empat Anak-anak Dinyatakan Meninggal Dunia
RIAU24.COM - Sebanyak 602 kasus warga Cianjur teserang Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam tahun ini.
Bahkan empat diantaranya dinyatakan yang merup[akan anak-anak meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Frida Layla Yahya menyebutkan sepanjang 2023 kasus paling tinggi terjadi pada bulan Juni.
Pada bulan Juni tercatat 78 kasus DBD yang terjangkit, sedang bulan November ada 24 kasus.
"Setiap bulan ada kasus DBD, dan biasanya melonjak saat musim hujan. Tetapi bulan ini, meskipun sudahmasuk peralihan musim, jumlah kasusnya cenderung tidak banyak," ucap Frida, Senin (27/11/2023).
Terbaru, lanjut dia, ada empat orang warga di Kampung Mitraloka, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cianjur yang terjangkit DBD.
"Laporan terbaru, ada empat pasien di Kelurahan Pamoyanan. Saat ini sudah ditangani secara medis," ucapnya.
Menurutnya dari 602 kasus tersebut, sebanyak 4 anak meninggal dunia. Hal itu diduga disebabkan karena terlambatnya penanganan medis terhadap pasien DBD.
"Ada kasus meninggal juga, di Januari, Mei, Agustus dan Oktober. Biasanya karena telat penanganan medis. Jadi pasien DBD tersebut dibawa ke rumah sakit oleh orangtuanya setelah kondisinya parah," kata dia.
Namun, Frida menyebut, angka kasus DBD dan yang meninggal akibat DBD di tahun ini cenderung menurun dibandingkan tahun lalu. Pada 2022, ungkap dia, tercatat ada 840 kasus DBD.
"Angka korban meninggal akibat DBD juga turun. Tahun lalu tercatat ada 8 pasien DBD meninggal, sedangkan tahun ini ada 4. Jadi secara penanganan sudah cukup baik dengan adanya penurunan kasus," kata dia.
Namun, lanjut Frida, pihaknya tetap melakukan penanganan di antaranya dengan melakukan fogging dan kampanye kesehatan di wilayah yang kerap ditemukan kasus DBD.
"kita cegah dengan merutinkan masyarakat untuk membersihkan lingkungannya, serta kota berantas sarang nyamuknya juga dengan fogging," kata Frida.
Sementara itu, Yani (35), keluarga pasien DBD di Kelurahan Pamoyanan, mengatakan keponakannya beserta beberapa warga di tempat tinggalnya terkena DBD beberapa hari lalu dan kini menjalani perawatan di RS Bhayangkara.
"Di sekitar sini sudah tiga orang kena DBD, termasuk keponakan saya. Sudah beberapa hari dirawat di RS Bhayangkara. Tapi Alhamdulillah trombositnya sudah mulai naik. Sementara satu orang lagi dekat sini tapi beda RT," ujar Yani.
Dia berharap, Pemerintah Kabupaten Cianjur bisa cepat melakukan pencegahan dengan fogging atau pun upaya lain untuk berantas keberadaan nyamuk Aedes aegypti.
(***)