"Bagi masyarakat yang mengalami kemasukan air langsung melakukan pengungsian ke rumah tetangga atau saudaranya dan tidak mau meninggalkan rumah jika ditawarkan pengungsian oleh pemerintah, hanya saja sebagian masyarakat terdampak banjir tersebut meminta bantuan sembako. Selama banjir masih bertahan dikarenakan masyarakat tidak dapat bekerja sebagai petani atau berkebun sebagaimana mestinya disebabkan banjir tersebut," pungkasnya.

Erzan Syah merincikan bahwa warga korban banjir seperti di Desa Bantan Tengah rumah yang kemasukan air sebanyak 260 unit ditambah fasilitas umum diantaranya Masjid dan sekolah dengan ketinggian air mencapai 40 sampai 70 cm atau sepaha orang dewasa.

Selanjutnya, Desa Bantan Air pemukiman rumah Masyarakat kemasukan air sebanyak 230 unit. Halaman rumah tergenang 620 unit dengan ketinggian air mencapai 50-60 cm atau selutut orang dewasa dan jumlah penduduk yang ada lebih kurang 620 KK atau 2304 jiwa.

Desa Bantan Sari pemukiman rumah Masyarakat kemasukan air sebanyak 136 unit dari 342 Kk dengan ketinggian air mencapai 50 -60 cm atau selutut orang dewasa. Desa Ulu Pulau pemukiman Rumah Masyarakat kemasukan air, 111 unit dari jumlah penduduk 517 KK dengan ketinggian air mencapai 50 -60 cm.

Desa Teluk Papal pemukiman rumah masyarakat kemasukan air, 182 unit dengan jumlah penduduk 182 Kk ketinggian air mencapai 50 -70 cm atau selutut orang dewasa.