Menu

PM Slovakia Terkait Perang Ukraina: Risiko Konflik Berlangsung Hingga 2030 Tanpa Pembicaraan Damai

Amastya 25 Nov 2023, 12:44
PM Slovakia Robert Fico berjabat tangan dengan timpalannya dari Ceko, Petr Fiala (kanan) /AFP
PM Slovakia Robert Fico berjabat tangan dengan timpalannya dari Ceko, Petr Fiala (kanan) /AFP

RIAU24.COM Perdana Menteri Slovakia Robert Fico mengatakan pada hari Jumat (24 November) bahwa perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina berisiko berlangsung hingga 2030 jika pembicaraan damai tidak dimulai.

Berbicara pada konferensi pers di Praha setelah bertemu dengan timpalannya dari Ceko Petr Fiala, Perdana Menteri Fico mengatakan, "Konflik ini membeku, dalam keadaan di mana itu dapat berlangsung hingga 2029 atau 2030."

"Lebih baik memimpin pembicaraan selama 10 tahun dalam damai atau dengan operasi tempur yang ditangguhkan daripada pergi ke meja perundingan setelah 10 tahun tanpa hasil apa pun, hanya untuk mengetahui bahwa kita memiliki 500 atau 600 ribu orang tewas lainnya," tambahnya.

Fico memenangkan pemilihan parlemen Slovakia pada bulan September.

Selama kampanye pemilihan, ia berjanji untuk menghentikan bantuan militer yang diberikan ke Ukraina oleh pemerintah sebelumnya.

Sebelum berkuasa, Slovakia mengirim bantuan militer dalam 13 paket senilai $ 718,24 juta ke Ukraina.

Namun, kabinet tiga partai Fico yang terdiri dari menteri sayap kanan telah memblokir paket bantuan militer senilai $ 44 juta ke Ukraina yang direncanakan oleh pemerintahan sebelumnya.

Fico menunjukkan bahwa meskipun Slovakia tidak akan memberi Ukraina bantuan militer lebih lanjut, Slovakia tidak akan keberatan jika orang lain menawarkannya.

"Jika Republik Ceko atau negara lain di dunia atau Eropa memutuskan untuk memberikan Ukraina bantuan militer, kami tidak akan mengutuk siapa pun," katanya saat konferensi pers dengan PM Ceko Fiala.

Sejak awal perang pada Februari tahun lalu, Republik Ceko dan Slovakia sama-sama menerima ribuan pengungsi perang Ukraina.

Tetapi kedua negara sekarang telah berpisah mengenai apakah akan melanjutkan bantuan militer.

"Saya yakin itu masih masuk akal karena Ukraina membutuhkan bantuan kami untuk perjuangannya yang berani," kata Fiala kepada wartawan.

(***)