Perang Israel-Hamas: Menteri Luar Negeri China, Arab dan Negara-negara Islam Serukan Gencatan Senjata Segera
RIAU24.COM - Menteri Luar Negeri China Wang Yi bersama dengan rekan-rekan Arab dan Islamnya, mendesak gencatan senjata segera dalam perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung.
Menurut sebuah laporan oleh kantor berita Reuters, para menteri luar negeri dari Arab Saudi,
Yordania, Mesir, Indonesia, pemerintah Palestina, dan Organisasi Kerjasama Islam mengadakan pertemuan dengan Yi di Beijing untuk mendorong diakhirinya permusuhan dan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza.
Yi menekankan bahwa prioritas mendesak mengenai konflik adalah untuk sepenuhnya menerapkan resolusi yang relevan yang diadopsi oleh Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB dan segera menghentikan pertempuran.
"Masyarakat internasional harus bertindak segera dan mengambil langkah-langkah praktis dan efektif untuk mencegah tragedi ini meningkat dan menyebar lebih jauh. China berdiri teguh di sisi keadilan dan keadilan mengenai konflik ini," katanya.
Para menteri luar negeri Arab dan Islam juga menyatakan keprihatinan tentang korban sipil besar-besaran yang terus berlanjut dan krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza.
"Masyarakat internasional harus memikul tanggung jawabnya untuk menanggapi secara efektif bencana ini dan mengakhiri pelanggaran hukum internasional dan hukum humaniter internasional yang terus berlanjut oleh Israel. Kita harus bertindak, tidak tetap acuh tak acuh," kata Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.
Delegasi yang berkunjung, dalam perjalanan dua hari ke China, terdiri dari Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki, dan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam Hissein Brahim Taha.
Beijing telah menyatakan kesediaannya untuk bekerja dengan negara-negara ini untuk mengakhiri pertempuran sesegera mungkin, meringankan krisis kemanusiaan di Gaza, dan mendorong penyelesaian awal yang komprehensif dan langgeng dari masalah Palestina.
(***)