Arab Saudi dan Negara-negara Arab Lainnya Tolak Proposal Untuk Blokir Semua Hubungan dengan Israel
RIAU24.COM - Arab Saudi dan beberapa negara Arab lainnya dilaporkan memblokir langkah untuk memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel selama pertemuan puncak bersama Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang diadakan di Riyadh.
Di antara tuntutannya adalah:
- Mencegah transfer peralatan militer AS ke Israel dari pangkalan AS di wilayah tersebut;
- Membekukan semua kontak diplomatik dan ekonomi dengan Israel;
- Mengancam untuk menggunakan minyak sebagai alat pengungkit;
- Melarang penerbangan ke dan dari Israel melalui wilayah udara negara-negara Arab;
- Mengirim delegasi gabungan ke AS, Eropa, dan Rusia untuk mendorong gencatan senjata.
Negara-negara yang menolak tuntutan ini adalah Arab Saudi, UEA, Bahrain, Sudan, Maroko, Mauritania, Djibouti, Yordania dan Mesir, Channel 12 melaporkan pada hari Sabtu (11 November).
Negara-negara Arab ingin berbicara damai dengan Israel
Menurut kantor berita Reuters, proposal itu digerakkan oleh Aljazair yang mencari pembekuan total dalam hubungan dengan Israel.
Negara-negara Arab lainnya merasa bahwa ada kebutuhan untuk menjaga saluran komunikasi tetap terbuka dengan Israel dan karenanya, menolak langkah tersebut, Reuters melaporkan mengutip dua delegasi yang menghadiri KTT tersebut
Arab Saudi sebelumnya dijadwalkan menjadi tuan rumah pertemuan Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 11 November, dan KTT Liga Arab pada 12 November.
Namun, mengingat krisis kemanusiaan di Gaza, Kerajaan memutuskan untuk menjadi tuan rumah pertemuan puncak gabungan di Riyadh pada 11 November.
Iran ingin militer Israel dinyatakan sebagai 'organisasi teroris'
Di antara kehadiran penting di KTT itu adalah Presiden Iran Ebrahim Raisi, menjadikannya kunjungan pertama oleh seorang kepala negara Iran ke Arab Saudi, dan terjadi hampir delapan bulan setelah China menengahi gencatan senjata antara kedua negara.
Raisi meminta pertemuan negara-negara Islam untuk menunjuk militer Israel sebagai ‘organisasi teroris’.
Padahal, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa konferensi perdamaian internasional harus diadakan untuk menemukan solusi abadi bagi konflik Israel-Palestina.
"Apa yang kami butuhkan di Gaza tidak berhenti selama beberapa jam, melainkan kami membutuhkan gencatan senjata permanen," katanya seperti dikutip Reuters.
(***)