PM Netanyahu Bantah Klaim AS Soal Israel Setuju Jeda Kemanusiaan 4 Jam Setiap Hari dalam Perang dengan Hamas
RIAU24.COM - Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menolak laporan tentang pernyataan juru bicara Gedung Putih bahwa Israel telah menyetujui jeda kemanusiaan empat jam setiap hari di Gaza utara mulai Kamis (9 November).
"Pertempuran terus berlanjut dan tidak akan ada gencatan senjata tanpa pembebasan tawanan kami," kata Kantor Perdana Menteri dalam sebuah pernyataan.
"Israel memungkinkan koridor yang aman dari utara Jalur Gaza ke selatan, seperti yang dilakukan 50.000 warga Gaza kemarin,” tambah pernyataan tersebut.
Menurut surat kabar Times of Israel, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menghentikan pertempuran selama beberapa jam setiap hari selama beberapa hari terakhir untuk memungkinkan puluhan ribu penduduk Kota Gaza mengungsi ke selatan Jalur Gaza.
Tanggapan dari Israel datang hanya beberapa menit setelah AS mengklaim bahwa mereka diberitahu tentang keputusan Israel untuk menerapkan 'jeda' militer empat jam di Gaza utara setiap hari.
Kecerobohan Gedung Putih
Menurut media barat, juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa gencatan senjata singkat akan dilaksanakan mulai Kamis.
"Dan kami telah diberitahu oleh Israel bahwa tidak akan ada operasi militer di daerah-daerah ini selama jeda dan bahwa proses ini dimulai hari ini," tambahnya.
Menyebutnya sebagai langkah signifikan, Kirby berkata, “Jelas kami ingin melihat mereka berlanjut selama mereka dibutuhkan.”
Kirby juga menegaskan kembali sikap AS bahwa sekarang bukan waktunya untuk gencatan senjata, mengatakan itu akan membantu Hamas melegitimasi apa yang mereka lakukan pada 7 Oktober, mengacu pada serangan teror oleh kelompok Palestina yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Israel.
Biden mengatakan tidak ada kemungkinan gencatan senjata
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa saat ini tidak ada kemungkinan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
"Tidak ada. Tidak mungkin," kata Biden kepada wartawan ketika dia meninggalkan Gedung Putih untuk perjalanan ke Illinois ketika ditanya tentang kemungkinan gencatan senjata, menurut kantor berita AFP.
(***)