UEA Serukan AS Dorong Cepat Diakhirinya Perang Israel-Hamas di Gaza
RIAU24.COM - Penasihat diplomatik presiden UEA pada hari Sabtu (4 November) menyerukan Amerika Serikat untuk mendorong segera diakhirinya perang antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza.
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa jika AS gagal menemukan proses untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina selama puluhan tahun maka itu akan dilihat sebagai tidak efektif.
Anwar Gargash juga menyatakan bahwa kebijakan pengekangan Israel, yang telah menjadi ciri khas masalah Palestina selama dua puluh tahun terakhir, telah jatuh dan menyerukan kebijakan baru yang mempertimbangkan pengungsi, perbatasan dan Yerusalem Timur.
"Keterlibatan AS akan terlihat ketika kita mengakhiri perang ini, semakin cepat semakin baik, dan apakah kita dapat memiliki yang lain yang Anda tahu, semacam proses pemecahan masalah, pada pemecahan masalah," katanya pada konferensi kebijakan di ibukota Abu Dhabi.
"Jika krisis ini berlanjut, dan terutama sisi kemanusiaan, dan jika krisis ini, membawa kita kembali ke lingkaran penuh, ke kebijakan penahanan lama pra-Tujuh Oktober, saya pikir peran Amerika di sini tidak akan, lupakan benar dan salah, tidak akan dilihat sebagai efektif, "tambahnya.
UEA memperingatkan terhadap risiko limpahan regional
Uni Emirat Arab pada hari Jumat (3 November) memperingatkan terhadap risiko limpahan regional dari perang yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, lebih lanjut menambahkan bahwa pihaknya melakukan upaya tanpa henti menuju gencatan senjata kemanusiaan.
"Ketika kami terus bekerja untuk menghentikan perang ini, kami tidak dapat mengabaikan konteks yang lebih luas dan perlunya menurunkan suhu regional yang mendekati titik didih," Noura Al Kaabi, seorang menteri negara di Kementerian Luar Negeri, mengatakan pada konferensi kebijakan di ibukota UEA, Abu Dhabi.
"Risiko limpahan regional dan eskalasi lebih lanjut adalah nyata, serta risiko bahwa kelompok-kelompok ekstremis akan mengambil keuntungan dari situasi untuk memajukan ideologi yang akan membuat kita terkunci dalam siklus kekerasan," tambahnya.
Sesuai laporan kantor berita Reuters, UEA mengatakan bahwa mereka telah merencanakan untuk merawat 1.000 anak-anak Palestina dari Gaza, tetapi tidak merinci bagaimana anak-anak itu akan meninggalkan daerah kantong Palestina yang terkepung.
"Kami bekerja tanpa henti untuk mencapai gencatan senjata kemanusiaan segera dan penuh sehingga bantuan yang menyelamatkan jiwa dapat dikirim ke Jalur Gaza," kata Al Kaabi.
Dia lebih lanjut menyerukan keselamatan warga sipil dan mengatakan bahwa meningkatnya kekerasan adalah hasil dari kegagalan panjang selama beberapa dekade untuk menemukan solusi bagi konflik Israel-Palestina.
(***)