Setelah Yordania, Bahrain Menarik Duta Besar Untuk Israel
RIAU24.COM - Bahrain pada hari Kamis (2 November) menarik duta besarnya untuk Israel dan memutuskan semua hubungan ekonomi dengan negara itu, menurut sebuah pernyataan di situs majelis rendah parlemen Bahrain.
Langkah ini dilakukan di tengah perang tanpa henti Israel di Gaza.
"Dewan Perwakilan Rakyat menegaskan bahwa duta besar Israel untuk kerajaan Bahrain telah meninggalkan Bahrain, dan kerajaan Bahrain telah memutuskan untuk memanggil duta besar Bahrain dari Israel ke negara itu. Hubungan ekonomi dengan Israel juga telah dihentikan," kata pernyataan parlemen.
"Parlemen menegaskan bahwa kelanjutan perang dan operasi militer dan eskalasi Israel yang terus berlanjut mengingat kurangnya penghormatan terhadap hukum humaniter internasional mendorongnya untuk menuntut lebih banyak keputusan dan langkah-langkah yang melestarikan kehidupan orang-orang tak berdosa dan warga sipil di Gaza dan semua wilayah Palestina," tambahnya.
Sebuah sumber yang dikutip oleh The National mengonfirmasi bahwa pernyataan itu akurat.
Tidak ada konfirmasi resmi untuk memutuskan hubungan diplomatik yang diumumkan oleh pemerintah Bahrain.
Bahrain secara resmi menjalin hubungan dengan Israel pada tahun 2020 sebagai bagian dari Kesepakatan Abraham.
Menteri Luar Negeri Abdullatif bin Rashid Al Zayani, dalam pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Senin (30 Oktober) di Ramallah, menyampaikan pesan solidaritas dan dukungan.
Dia mendesak Israel untuk menerapkan gencatan senjata segera di Gaza.
Yordania menarik diplomat
Pada hari Rabu (1 November), Yordania telah menarik diplomatnya dari Israel.
Amman mengatakan pihaknya membuat langkah itu sebagai protes atas pemboman Yerusalem di Gaza dan krisis kemanusiaan berikutnya.
“Diplomat itu hanya akan kembali ke Tel Aviv jika Israel menghentikan perangnya di Gaza dan mengakhiri krisis kemanusiaan yang ditimbulkannya," kata menteri luar negeri Ayman Safadi.
Yordania berbagi perbatasannya dengan Tepi Barat yang diduduki Israel serta Arab Saudi.
Ketika Israel pertama kali muncul pada 14 Mei 1948, Israel diserang oleh beberapa negara, termasuk Yordania.
Yordania, pada tahun 1994, menjadi negara Arab kedua yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel, setelah Mesir melakukannya di perjanjian Camp David yang bersejarah.
Apa reaksi Israel?
Israel mengatakan pihaknya menyesalkan keputusan pemerintah Yordania, dengan mengatakan pihaknya fokus pada mengobarkan perang melawan kelompok militan Hamas setelah serangan mendadak mereka pada 7 Oktober.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan mengunjungi Israel dan Yordania pada Jumat (3 November) perjalanan keduanya ke wilayah tersebut sejak perang pertama kali dimulai.
Kunjungan Blinken tidak hanya akan memperkuat dukungan AS untuk Israel tetapi juga memastikan aliran bantuan kemanusiaan yang stabil ke Palestina di Gaza.
(***)