RIAU24.COM - Otoritas kesehatan Palestina mengatakan bahwa satu-satunya rumah sakit yang menawarkan pengobatan kanker di Jalur Gaza telah berhenti beroperasi. Rumah sakit tersebut kehabisan bahan bakar di tengah berlanjutnya blokade Israel terhadap wilayah tersebut.

Dalam konferensi pers pada hari Rabu, direktur Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina Subhi Sukeyk mengatakan bahwa fasilitas kesehatan tersebut tidak lagi berfungsi.

"Kami menyampaikan kepada dunia, 'Jangan biarkan pasien kanker mengalami kematian karena rumah sakit tidak dapat berfungsi'," kata Sukeyk dalam konferensi pers dikutip dari Al Jazeera, Kamis (2/11/2023).
 
Menteri Kesehatan Palestina Mai al-Kaila membenarkan pernyataan direktur tersebut dalam sebuah pernyataan, dan menambahkan bahwa hal ini menjadikan jumlah total rumah sakit yang saat ini tidak beroperasi di Jalur Gaza menjadi 16 dari 35.

 
"Kehidupan 70 pasien kanker di rumah sakit sangat terancam," kata Mai al-Kaila dalam sebuah pernyataan.

"Jumlah pasien kanker di Jalur Gaza adalah sekitar 2.000 orang yang hidup dalam kondisi kesehatan yang buruk akibat agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan pengungsian dalam jumlah besar," tambah al-Kaila.

Pasien kanker bukan satu-satunya orang yang mengalami kerentanan medis di tengah pemboman besar-besaran: perempuan hamil juga menghadapi kemungkinan melahirkan tanpa dukungan medis. ***