6.000 Jiwa Jadi Korban Kebiadaban Israel, Joe Biden: Saya Tidak Yakin!
RIAU24.COM -Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meragukan data resmi korban tewas perang Israel-Hamas yang dirilis Kementerian Kesehatan Gaza belakangan ini.
Di waktu bersamaan, ia mengakui bahwa kematian warga sipil adalah bagian dari konflik yang sedang berlangsung antara kedua pihak.
Dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Biden ditanya mengenai data dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai kelompok pejuang Hamas.
Dalam data Kemenkes Gaza, disebutkan bahwa lebih dari 6.000 warga Palestina telah tewas sejak pasukan Israel membalas serangan yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan setidaknya 1.400 orang di Israel.
"Saya meragukan bahwa orang-orang di Palestina mengatakan hal sebenarnya mengenai berapa banyak orang yang terbunuh. Namun saya yakin orang-orang tak berdosa telah terbunuh, dan ini adalah harga dari sebuah perang," kata Biden, seperti dikutip dari laman The Hill, Rabu, 25 Oktober 2023.
"Saya pikir Israel harus sangat berhati-hati untuk memastikan bahwa mereka fokus mengejar orang-orang yang melancarkan perang terhadap Israel. Dan akan menjadi bertentangan dengan kepentingan mereka jika hal itu tidak terjadi," lanjutnya.
"Tetapi saya tidak yakin dengan angka yang dikeluarkan oleh orang-orang Palestina," sebut Biden, merujuk pada data kematian dari Kemenkes Gaza.
Sikap Skeptis Washington
Komentar Biden muncul sehari setelah John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, dan sekretaris pers Karine Jean-Pierre menyarankan agar informasi apa pun dari Kementerian Kesehatan Gaza harus dipandang dengan skeptis.
Meski begitu, komentar presiden dalam konferensi pers tersebut menuai kritik dari beberapa pihak luar.
Nihad Awad, direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), mengaku "sangat terganggu dan terkejut dengan komentar tidak manusiawi yang dibuat Presiden Biden tentang hampir 7.000 warga Palestina yang dibantai pemerintah Israel sejak dua minggu terakhir."
Waleed Shahid, mantan juru bicara Justice Democrats, menulis di X -- sebelumnya dikenal sebagai Twitter -- bahwa komentar Biden kemungkinan besar akan muncul dalam iklan yang didanai Partai Republik di masa mendatang yang menargetkan pemilih di Michigan dan Georgia.
Biden dengan teguh mendukung Israel dan haknya untuk merespons dengan kekerasan, setelah terjadinya serangan kilat Hamas di awal bulan ini. Namun ia dan pejabat pemerintah lainnya semakin blak-blakan dalam beberapa hari terakhir mengenai perlunya melindungi warga sipil serta meminimalisasi risiko bagi orang-orang yang tidak bersalah.
Kekhawatiran mengenai warga sipil ini difokuskan di di Gaza, di mana jutaan orang kekurangan akses terhadap makanan, air dan obat-obatan, dan di saat bantuan kemanusiaan relatif lamban dalam memasuki wilayah terkepung tersebut.
(***)