Ekoriparian Patra dan Taman Kehati Arboretum, Sepenggal Surga di Bumi Rokan
Saya pun menapaki paving blok itu turun kebawah, hingga di ujung jalan, tampak segerombolan mahasiswa Unilak yang hendak melakukan penelitian di dalam Taman Kehati Arboretum.
Riau24 pun memutuskan untuk mengikuti gerombolan mahasiswa tersebut, yang ternyata akan melakukan pengukuran tinggi pepohonan di hutan tersebut. Kami pun berjalan memasuki hutan semakin jauh kedalam.
Keheningan pun kian terasa. Hiruk-pikuk suara kendaraan tergantikan dengan suara jangkrik dan burung yang terdengar saling bersahut-sahutan di kejauhan.
Titik-titik air sisa gerimis tampak berayun-ayun di dedaunan karena saling bergesekan usai tertiup angin, menambah adem suasana pagi itu. Udara di Taman Kehati Arboretum Unilak pun terasa kian lembab.
Sisa tempiasan air hujan membuat kami harus menyusuri jalan setapak dengan pelan jika tak ingin terpeleset. Rapatnya celah di hutan, memaksa kami untuk berhati-hati jika tak ingin kulit tergores oleh ranting dan tumbuhan merambat.
“Hati-hati ya kak, banyak sarang lebah juga disini,” kata Marihot, mahasiswa Fakultas Kehutanan Unilak angkatan 2022 itu mengingatkan saat kami berjalan.