'Biang Kerok' Serangan Jantung Mulai Banyak Dialami Usia Muda
RIAU24.COM - Penyakit jantung masih menjadi momok yang sangat mengerikan. Sebab, selain bisa terjadi secara mendadak, kondisi itu bisa muncul tanpa adanya gejala sebelumnya. Penyakit ini juga bisa menyerang siapa saja. Nyatanya, tak sedikit pengidap penyakit jantung adalah orang-orang dari usia muda.
Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr dr Jajang Sinardja, SpJP(K), untuk mengurangi risiko, sebaiknya mulai menjalani pola hidup sehat, salah satunya memperhatikan asupan makan.
"Terus terang saja, pola makan itu saat ini sangat kacau. Karena semua media sosial isinya makanan. Malah ada anggapan kalau makannya lebih banyak jadi makin keren," terang dr Jajang pada detikcom, Jumat (20/10/2023).
"Lalu, serat sama buah itu sekarang benar-benar kurang. Itu harus ditekankan, karena serat itu sangat penting untuk kesehatan," sambung dia.
Selain itu, kebiasaan yang bisa menjadi faktor risiko serangan jantung usia muda adalah ngemil. Menurut dr Jajang, hampir semua camilan yang dikonsumsi saat ini tidak ada yang sehat.
Ditambah lagi, lanjutnya, kebanyakan orang lebih banyak ngemil dibandingkan makan. Maka dari itu, dr Jajang menyarankan untuk menggantinya dengan makanan yang lebih sehat. "Jadi, camilan itu lebih baik diganti dengan buah-buahan. Tapi, yang lebih bagus itu buah potong, bukan jus. Sebab, kandungan serat pada buah potongan masih lebih banyak dibandingkan jus, sehingga lebih sehat," jelas dr Jajang.
"Selain itu, karbohidratnya juga dikurangi. Mungkin kita mikirnya (karbohidrat) cuma nasi, tapi snack seperti roti, pisang goreng, martabak, kue keju, itu semua juga karbo," lanjut dia.
"Ditambah lagi makannya malem-malem, abis itu nggak ngapa-ngapain, tidur, itu semua numpuk."
dr Jajang juga menekankan perlunya olahraga untuk menyehatkan jantung. Cukup dengan 30 menit sehari berjalan kaki, bisa membuat pola hidup menjadi lebih sehat.
"Faktor lainnya yang bisa memicu penyakit jantung di usia muda, itu rokok, vape, alkohol, obesitas, dan pola tidur. Perlu diingat ya, paling bagus itu pola tidur kalau gelap tidur, kalau terang kerja. Jadi, jangan dibolak balik," tegasnya. ***