Kesaksian Mantan Jubir Kominfo Terkait Uang Insentif Bikin Johnny Plate Naik Darah
RIAU24.COM - Juru Bicara Kominfo Dedy Permadi dihadirkan sebagai saksi di sidang kasus korupsi proyek BTS 4G Kominfo, Rabu (18/10/2023). Duduk sebagai terdakwa Johnny G Plate, Eks Dirut Bakti Kominfo Anang Achmad Latif dan Yohan Suryanto.
Saat persidangan itu, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate emosi saat mendengar kesaksian mantan Dedy. Plate bahkan menyebut keterangan Dedy menyudutkannya.
Setelah jaksa dan hakim, giliran Plate untuk bertanya kepada Dedy. Mulanya, Plate mengonfirmasi soal keterangan Dedy yang menyebut ada insentif Rp 100 juta per bulan yang diberikan Plate sebagai imbalan kerja keras banting tulang.
Plate kemudian bertanya apakah Dedy juga menyampaikan ke penyidik ada Kementerian lain yang diberikan insentif juga. Dedy mengaku tidak ingat.
"Saudara ingat? Apakah saudara pernah menyampaikan kepada penyidik di Kementerian yang lain diberikan insentif tambahan atas pekerjaan mereka bahkan salah satu Kementerian saudara ingat itu?" tanya Plate
"Saya tidak ingat Bapak," jawab Dedy.
Plate mengingatkan Dedy terkait sumpah yang diucapkan di awal memberikan kesaksian di sidang. Plate menuding balik bahwa Dedy lah yang meminta dicarikan insentif karena telah bekerja keras.
"Tidak ingat? Di bawah sumpah, saudara harus bertanggung jawab karena saudara melupakannya, atas referensi itu meminta kepada saya untuk mencarikan honor tambahan karena kerja keras," kata Plate.
Plate pun membantah semua kesaksian Dedy. Dengan nada tinggi, Plate menyebut Dedy telah menjadikan dirinya sebagai tempat sampah.
"Hari ini di dalam pernyataan saudara membolak balik dan menjadikan menteri sebagai tempat sampah. Ya ingat saudara di bawah sumpah," kata Plate.
Plate lagi-lagi mengatakan Dedy saat itu berbicara agar negara bisa memberikan insentif kepadanya. Namun, hal itu dibantah Dedy. Dedy menegaskan tidak pernah meminta insentif ke Plate.
"Jadi itu dalam rangka insentif tambahan, pernah nggak saudara sampaikan untuk mengecek di mana dimungkinkan secara resmi agar negara bisa memberikan insentif atas pekerjaan yang saudara atas imbal atas pekerjaan yang telah saudara baktikan kepada kepada negara. Ingat nggak itu? Saudara ingat tidak? Lagi-lagi tidak ingat?" tanya Plate.
"Izin bapak, kalau dalam hal saya meminta kepada Bapak, saya meyakini dengan sungguh-sungguh dan dalam ingatan saya jelas betul saya tidak pernah meminta Bapak," kata Dedy.
Sebelumnya, Dedy mengakui menerima transfer insentif dari Plate melalui sekretaris pribadi Plate, Heppy Endah Palupy, sejak Maret 2021 sampai Juli 2022. Dedy mengaku tiap bulan menerima Rp 100 juta sebanyak 22 kali.
Total intensif yang diterima Dedy senilai Rp 1,5 miliar. Namun Dedy mengaku tidak nyaman menerima uang insentif itu karena tidak jelas sumber uangnya.